Lion Air JT610 yang jatuh di Perairan Karawang Provinsi Jawa Barat, Senin 29 Oktober 2018 setelah 13 menit terbang sempat meminta kembali ke Bandara Soekarno-Hatta. Tetapi pesawat Boeing 373 Max 8 yang membawa 189 orang di dalamnya tersebut kemudian jatuh ke laut.
Ternyata, dalam penerbangan sebelumnya, sudah muncul masalah di pesawat tersebut. Pesawat tersebut terbang naik turun dengan sangat liar membuat penumpang panic.
Seorang penumpang di pesawat tersebut sebelum jatuh, Alon Soetanto, mengatakan kepada TVOne bahwa Boeing 737 tersebut turun tiba-tiba beberapa kali dalam beberapa menit pertama penerbangan pada hari Minggu. “Rasanya seperti rollercoaster yang membuat penumpang panik dan muntah,” katanya.
“Sekitar tiga hingga delapan menit setelah lepas landas, saya merasa pesawat kehilangan kekuatan dan tidak bisa naik,” kata Soetanto.
Sementara itu AP melaporkan klaim bahwa pesawat Lion Air itu terbang tak menentu dikuatkan oleh data yang dikumpulkan oleh situs pelacakan penerbangan Flight Radar. Pesawat itu seharusnya terus mendapatkan ketinggian pada penerbangan dari Bali ke Jakarta, tetapi terlihat naik-turun beberapa kali.
AP melaporkan bahwa data penerbangan hari Minggu mirip dengan data awal penerbangan nahas hari Senin.
Edward Sirait, Presiden Lion Air, mengatakan kepada AP bahwa mereka sebenarnya mengetahui ada masalah dalam penerbangan pada hari Minggu, tetapi telah ditangani “sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh produsen pesawat.”
Setelah penerbangan Lion Air dimulai pada Senin, pilot Bhavye Suneja meminta untuk kembali, karena tahu ada yang salah dengan pesawat itu. Namun 13 menit setelah penerbangan komunikasi dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta terhenti dan setelah itu diketahui pesawat jatuh ke laut.
Petugas penyelamat masih mencari situs kecelakaan mencari bukti, termasuk kotak hitam yang berisi sejumlah besar data tentang saat-saat terakhir di pesawat.