Angkatan Udara Amerika sedang berusaha mengganti tiga pesawat mereka yakni Pos Komando E-4B, pesawat angkut eksekutif C-32A dan Pos Komando Angkatan Laut E-6B dengan satu pesawat melalui program yang dikenal sebagai NEAT.
Air Force Materiel Command memosting request for information (RFI) atau permintaan informasi pada Selasa 31 Juli 2018 untuk NEAT – atau dikenal sebagai National Airborne Operations Center (NAOC), Executive Airlift, Airborne Command Post (ABNCP), Take Charge and Move Out (TACAMO).
RFI muncul setelah sidang Senat April lalu dimana Jenderal Robin Rand, komandan Global Strike Command Angkatan Udara Amerika, mengatakan sudah waktunya untuk “sangat serius” mengganti E-4B dan E-6B.
Meskipun hanya memberikan sedikit informasi yang secara khusus dicari, RFI meminta pengalaman perusahaan pesawat komersial turunan militer dan kerja sama dengan bisnis lain. RFI juga meminta perusahaan untuk mengusulkan “solusi teknis yang direkomendasikan” untuk program NEAT.
Menurut RFI, Pentagon sedang melakukan analisis alternatif yang akan memeriksa potensi sinergi dalam memperoleh platform umum yang tidak mengorbankan efektivitas operasional atau meningkatkan biaya keseluruhan. RFI juga mengatakan Pentagon sedang mencari “solusi industri inovatif untuk mencapai misi yang dilakukan oleh E-4B, E-6B, dan C-32A dengan cara yang lebih efektif dan efisien. ”
National Airborne Operations Center E-4B didasarkan pada Boeing 747 dan digunakan untuk memimpin pasukan Amerika di seluruh dunia, terutama pasukan nuklir dalam keadaan darurat; kadang-kadang disebut sebagai “Doomsday Plane.”
Pesawat ini juga digunakan untuk mengangkut Menteri Pertahanan dan stafnya. Pesawat yang dikenal dengan skema cat hampir serba putih dan simpul komunikasi di atasnya ini dioperasikan oleh Air Force Global Strike Command dari Pangkalan Udara Offutt, Nebraska, dan memasuki layanan pada tahun 1974. Angkatan Udara memiliki empat, dengan dua rusak saat cuaca buruk di musim panas 2017 lalu.
Sedangkan C-32A yang berasal dari Boeing 757 sering terlihat mengangkut wakil presiden atau ibu negara, dan bisa disebut sebagai “Air Force Two.” Empat pesawat berbasis di Pangkalan Udara Andrews di luar Washington. Pesawat ini relatif baru, setelah memasuki layanan pada tahun 1998.
E-6B Mercury yang berasal dari Boeing 707, atau Take Charge And Move Out, milik Angkatan Laut Amerika, dan kemungkinan disertakan pada RFI karena kemampuannya. Pesawat itu bisa mengirimkan perintah ke kapal selam rudal balistik Angkatan Laut dan rudal balistik antarbenua Angkatan Udara melintasi Amerika barat. E-6B awalnya dirancang untuk hanya berkomunikasi dengan kapal selam, tetapi mewarisi misi Angkatan Udara setelah EC-135 pensiun.
Ini bukan langkah pertama untuk mengembangkan kemampuan baru untuk menyampaikan perintah ke ICBM Angkatan Udara. Pada bulan Oktober 2017, Angkatan Udara memberikan kontrak kepada Lockheed Martin dan Rockwell Collins untuk mengembangkan Airborne Launch Control System Replacement (ALCS-R).
Pada saat itu, seorang pejabat Angkatan Udara Amerika dengan pengetahuan tentang program ALCS-R mengatakan kepada Defense News bahwa layanan itu mencari pengganti peralatan misi udara pada 16 E-6B Angkatan Laut dan di 450 pusat kendali peluncuran, yang belum diperbarui sejak 1960-an.