Pemerintah Malaysia menegaskan akan terus mencari keadilan bagi para korban pesawat Malaysia Airlines MH17, yang ditembak jatuh pada 17 Juli 2014, menurut penemuan terbaru Tim Investigasi Gabungan (JIT) yang terdiri dari penyidik Belanda, Belgia, Ukraina, dan Malaysia.
“Kami akan tegas dalam pengejaran untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam rilis yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.
Dalam hal ini, Malaysia mengapresiasi laporan terbaru yang dipresentasikan oleh JIT di Belanda pada Kamis 24 Mei 2018 waktu setempat, sebagai langkah maju dalam investigasi kriminal atas peristiwa tragis ini.
Laporan tersebut menyatakan bahwa rudal Rusia digunakan untuk menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines MH17 di bagian timur Ukraina, saat pesawat tersebut melakukan perjalanan dengan rute Amsterdam-Kuala Lumpur. Peristiwa nahas ini menewaskan 298 penumpang dan awak pesawat, demikian dilaporkan The Guardian.
Sambil menunjukkan bukti foto dan video, penyidik mengatakan bahwa mereka memiliki “bukti sah dan meyakinkan yang akan dibawa dalam persidangan” tentang rudal Buk yang digunakan berasal dari brigade rudal antipesawat ke-53 yang bermarkas di Kursk, sebelah barat Rusia.
“Kami akan mempelajari temuan yang terkandung dalam laporan dengan hati-hati,” tulis Kementerian Luar Negeri Malaysia.
Sebagai anggota JIT, Malaysia mengucapkan terima kasih atas semua kerja keras anggota JIT yang telah memungkinkan informasi penting mengenai insiden tragis ini dibuka kepada publik.
Malaysia secara konsisten menyerukan dan mendukung proses investigasi yang transparan, independen dan mendalam.
Oleh karena itu, Malaysia menegaskan kembali seruan JIT agar publik ikut membantu dalam proses penyelidikan dan memberikan bukti pendukung untuk menegakkan keadilan.
“Pikiran dan doa kami bersama dengan keluarga yang berduka dan orang-orang tercinta dari penumpang dan awak pesawat MH17. Kami berhutang kepada mereka untuk melakukan segala kemungkinan untuk mengungkap insiden tragis ini,” demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia.
Di sisi lain, Rusia terus membantah keterlibatannya atas jatuhnya Malaysia Airlines MH17. Rusia bahkan menggunakan hak vetonya di PBB untuk mencegah pengadilan internasional menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini.