Setelah menanti sekitar 15 tahun atau semenjak dirintis pertama pada tahun 2003, akhirnya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, akan resmi beroperasi pada Kamis, 24 Mei 2018.
Peresmian pengoperasian Bandara Internasional Jawa Barat tersebut akan ditandai dengan pendaratan pertama (historical landing).
Rencananya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher akan melakukan pendaratan pertama dari Kota Bandung menuju Bandara Internasional Jawa Barat.
Orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu menuturkan bandara ini memiliki sejumlah keistimewaan karena menjadi bandara pertama yang diinisiasi oleh tokoh dan masyarakat Jawa Barat.
Keistimewaan yang kedua bandara ini adalah bandara di daerah yang paling luas dan besar. Keistimewaan ketiga karena bandara ini lahir dari tokoh dan masyarakat Jawa Barat maka bandara ini dimiliki masyarakat oleh BUMD Pemprov Jabar.
Gubernur Aher juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jawa Barat Periode 2003-2008 Danny Setiawan yang menjadi salah seorang penggagas Bandara Internasional Jawa Barat.
“Saya harus sebut, tentu secara khusus Pak Danny Setiawan sebagai Gubernur Jabar sebelumnya dan teman-teman dari Kadin Jawa Barat. Mereka adalah yang menginisiasi dan merencanakan awal bandara ini hingga mendapatkan izin prinsipnya dari Kemenhub pada saat itu,” kata Aher, beberapa waktu lalu.
Dalam perjalanannya sekitar 15 tahun, banyak catatan penting dalam pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat ini, seperti sempat diambil alih pengelolaanya oleh pemerintah pusat, pada awal tahun 2016.
Namun, pada September 2016, pembangunan dan pengelolaan Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati batal diambil alih sepenuhnya oleh Pemerintah Pusat sehingga pelaksanaan pembangunan kembali dilimpahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta PT BIJB.
Keputusan dikembalikannya pengelolaan BIJB dari pemerintah pusat kepada Pemprov Jawa Barat tersebut muncul setelah pergantian Menteri Perhubungan saat itu.
Catatan lainnya, BIJB menjadi satu-satu bandara di Indonesia yang pengelolaannya dilakukan oleh BUMN (PT Angka Pura II) dan BUMD (PT BIJB, BUMD milik Pemprov Jawa Barat).
Pada 22 Januari 2018, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), membuat Kesepakatan dengan PT Angkasa Pura II untuk pengelolaan BIJB di Gedung Negara Pakuan.
Penerbangan Haji Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan BIJB di Kertajati, Majalengka, akan menjadi embarkasi haji antara menyusul daya dukung landasan pacu yang belum bisa mengakomodasi pesawat berbadan lebar.
“Format yang akan dilakukan itu diperlakukan sebagai embarkasi antara. Artinya penerbangan itu akan dilakukan dari Kertajati ke Soekarno-Hatta. Dari Soekarno-Hatta baru ke Saudi,” kata Budi di Kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta.
Menhub menjelaskan format embarkasi antara dilakukan seperti halnya di Bandara Radin Inten II Bandar Lampung dan meski hanya menjadi embarkasi haji untuk sementara, secara teknis Kementerian Perhubungan telah memastikan kesiapan bandara tersebut.
“Kementerian Perhubungan selaku sektor teknis sudah meneliti berkaitan dengan hal teknis, seperti kemampuan ‘runway’, daya dukung dan teknis lainnya. Prinsipnya dapat digunakan,” ujarnya.
Sistem navigasi udara, tambah Budi, juga telah siap. Begitu pula Garuda Indonesia yang akan menjadi maskapai perantara yang membawa jamaah dari BIJB di Kertajati menuju Bandara Soekarno-Hatta.
Adapun lama penerbangan (dari Kertajati ke Soekarno-Hatta) kira-kira 45 menit. Sementara itu panjang landasan pacu bandara itu akan ditambah menjadi 3.000 meter pada Juli mendatang dan ditargetkan rampung dalam waktu enam bulan.
Saat ini, panjang landasan pacu baru 2.500 meter sehingga memang belum bisa didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777 yang biasa digunakan untuk penerbangan haji.
Sehingga nantinya Garuda Indonesia akan mengangkut jamaah haji dengan Airbus 330 sampai ke Bandara Soekarno-Hatta. Kemudian, jamaah akan berpindah ke pesawat Saudi Airlines yang mendapat jatah jamaah wilayah tersebut, untuk langsung terbang menuju Arab Saudi.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa, dalam kesempatan yang sama mengatakan perjalanan haji dari dan ke BIJB Kertajati rencananya berjumlah lima kloter dan maksimum 2.500 orang dari wilayah Majalengka dan mungkin Sumedang.
Dia juga memastikan kesiapan Pemerintah Kabupaten Majalengka dan Pemprov Jawa Barat terkait penerbangan haji dari bandara berkode KJT ini.
Mulai Disosialisasikan PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) hingga saat ini mulai menyosialisasikan bandara yang ada di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, sebagai bandara yang bisa melayani penerbangan Jamaah Calon Haji dan Umrah 2018.
PT BIJB memperkenalkan langsung kepada sekitar 150 agen travel haji dan umrah, di area Terminal Bandara Kertajati, pada awal Mei 2018.
Sosialisasi bandara pemilik “three letter code” KJT ini disampaikan langsung Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra.
“Bandara ini ketika sudah beroperasi tentu harapan kita bisa juga melayani kebutuhan masyarakat untuk haji dan umrah. Karena pasar untuk umrah ini sangat besar di Jawa Barat,” kata Virda.
Dia mengatakan Indonesia merupakan negara kedua setelah Pakistan yang menerbangkan sekitar 875.958 orang untuk umrah pada 2017. Setiap tahunnya kenaikan rata-rata hampir 25 persen, dimana pada 2016 lalu jamaah yang menunaikan ibadah ke Tanah Suci hanya sekitar 700.766 orang.
Masih kata Virda, Jawa Barat merupakan provinsi yang berkontribusi besar dengan persentase 18 persen untuk memberangkatkan jamaah umrah.
“Sehingga kehadiran Bandara Kertajati ini bisa menekan kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta sekaligus mendukung kemudahan transportasi masyarakat yang hendak umroh maupun haji ke Arab Saudi,” ucapnya.
Menurutnya, dari segi fasilitas, Bandara Kertajati sudah cukup memadai untuk melayani penerbangan haji dan umrah. Fasilitas untuk kenyamanan calon jamaah juga disiapkan, yakni hadirnya, lounge haji dan umroh seluas 1.300 meter persegi yang ada di area lantai tiga.
Begitu juga dengan panjangnya landasan pacu yang saat ini masih diangka 2.500 meter. Dengan panjang tersebut maskapai seperti Garuda Indonesia menawarkan pesawat Boeing 737 sebagai penyesuaian terhadap runway yang ada.
Karena untuk menggunakan Boeing 777 yang bisa terbang langsung ke Jedah, runway bandara itu harus memiliki panjang sampai 3.000 meter. Sisa dari perpanjangan runway 500 meter saat ini akan dilaksanakan oleh PT Angkasa Pura (AP) II selaku operator bandara dan diperkirakan rampung pada Oktober 2018.
“Kami sendiri (area terminal) sudah sangat siap. Tapi kalau dia terbang menggunakan (Boeing) 777 atau Airbus, ada yang namanya technical landing. Kalau 777 itu harus ke Soekarno-Hatta mengisi bahan bakar. Kalau Airbus itu bisa (transit) ke Padang atau Batam,” kata Virda.
Namun dari seluruh kesiapan itu, BIJB yang juga dikenal sebagai Bandara Kertajati ini masih menanti Kementerian Agama (Kemenag) selaku pemilik otoritas untuk pelayanan penerbangan haji, khususnya untuk 2018. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberi sinyal bahwa Bandara Kertajati dinilai layak untuk memberangkatkan haji tahun ini.
“Yang pasti kami siapkan semua apapun nantinya keputusan pemerintah untuk melayani penerbangan haji 2018 ini. Karena semua itu keputusannya ada di Kementerian Agama,” kata Virda seraya menyebut bahwa BIJB sudah melakukan kerja sama strategis dengan Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Azis Madinnah.