Sebuah pesawat milik maskapai Airfast Indonesia jenis Twin Otter DHC6 berregistrasi PK-OCK dengan rute Pulau Bawah, Kepulauan Anambas, menuju ke bandara Hang Nadim Batam terpaksa mendarat di laut karena kendala teknis pada pada Sabtu 10 Maret 2018.
Untungya pesawat yang membawa delapan penumpang tersebut adalah pesawat amfibi jadi tidak masalah mendarat di air.
“Pesawat jenis amfibi ini memutuskan untuk mendarat di perairan karena tidak berhasil menurunkan roda pendarat sebelah kiri. Namun demikian seluruh penumpang yang berjumlah delapan orang selamat dan dalam kondisi baik tidak mengalami luka sama sekali. Begitu juga dengan pilot dan pesawatnya,” kata Managing Director PT Airfast Indonesia Arif Wibowo dalam keterangannya di Jakarta, Minggu 11 Maret 2018.
Ia mengatakan, pesawat diawaki dua orang pilot terlatih dan berpengalaman menerbangkan pesawat jenis amfibi sehingga berhasil mendaratkan pesawat di pesisir pantai dan menghentikan pesawat di area pantai yang berpasir landai.
“Semua penumpang turun dari pesawat secara normal dan diantar oleh petugas Airfast Indonesia ke bandara Hang Nadim Batam oleh petugas Airfast Indonesia untuk meneruskan perjalanan mereka selanjutnya,” katanya dilaporkan Antara.
Mengenai kondisi pesawat, Arif mengatakan, memerlukan perbaikan ringan pada sistem roda pendarat untuk kemudian siap diterbangkan kembali dari wilayah pantai Ocarina menuju ke bandara Hang Nadim untuk dilakukan pemeriksaan lebih mendalam.
Peristiwa itu dilaporkan oleh Airfast dan dikoordinasikan dengan Direktorat Kelaik-Udaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan serta Komite Nasional Keselamatan Transportasi Republik Indonesia.
Kejadian itu dikategorikan “Incident” bukan “accident” karena bukan pendaratan darurat atau emergency landing ataupun “ditching” karena pesawat memang berjenis amfibi yang tersertifikasi untuk melakukan tinggal landas ataupun mendarat di landasan maupun di air (sungai, danau dan laut).
Saat ini pesawat beregistrasi PK-OCK tersebut masih berada di bibir pantai Ocarina, Batam, menunggu air laut pasang agar bisa didorong ke laut untuk bisa tinggal landas dari laut.