Otoritas Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Aceh Besar menyatakan tingkat isian penumpang pesawat mengalami penurunan sehingga sebagian besar operator penerbangan membuka harga tiket murah di Aceh.
“Jika kita lihat tren penumpang maskapai di Januari dan Februari tahun ini, mengalami penurunan,” ucap Manajer Operasi Bandara Internasional SIM, Surkani di Aceh Besar, Rabu 7 Maret 2018.
Kondisi tersebut, lanjutnya, bisa dilihat dari rata-rata tingkat isian penumpang dalam satu pesawat baik tiba atau berangkat dari bandara setempat tidak memenuhi kapasitas kursi yang tersedia.
Bahkan, tambahnya, salah satu maskapai pelat merah Garuda Indonesia membatalkan satu frekuensi penerbangan rute Jakarta-Banda Aceh pergi pulang akibat penumpang tidak mencapai 50 persen dari kapasitas kursi.
Seperti diketahui, Bandara Internasional SIM melayani penerbangan rute domestik dan internasional dengan jumlah frekuensi tidak kurang dari 30 pesawat baik yang tiba atau berangkat dengan enam maskapai.
“Malah sekarang Garuda ‘flight’ 141 dibatalkan. Mungkin penumpang turun, terkait pengesahan anggaran. Akibat kegiatan kita, kebanyakan perjalanan dinas,” ujarnya sebagaimana dilaporkan Antara..
Dia memprediksi, jumlah penumpang pesawat kembali normal ketika memasuki bulan April tahun ini. “Jadi, April itu baru terjadi peningkatan lagi. Januari, Februari, Maret, itu masih turun,” kata Surkani.
General Manager Garuda Indonesia (Persero) Cabang Banda Aceh, Sugiyono mengatakan, pihaknya terpaksa mengurangi frekuensi terbang di Aceh seiring menurunnya jumlah penumpang di wilayah tersebut di waktu tertentu.
“Pengurangan frekuensi ini disebabkan sepinya penumpang yang menggunakan transportasi udara, sehingga manajemen mengambil langkah untuk melakukan pengurangan frekuensi yang sifatnya sementara,” katanya.
Ia menjelaskan, selama Februari 2018, pihaknya telah melakukan dua kali pengurangan frekuensi yakni untuk penerbangan pukul 10.00 WIB menyusul penumpang yang memesan berada di bawah 50 orang.
“Penurunan penumpang ini tidak hanya terjadi di Aceh tapi juga di daerah lainnya di seluruh Tanah Air. Januari-Maret merupakan kondisi di mana penumpang sepi dan maskapai penerbangan juga melakukan pengurangan frekuensi,” jelas dia.