Iran menemukan pesawat yang jatuh dengan 65 orang di dalamnya pada Selasa 20 Februari 2018 atau dua hari setelah pesawat itu hilang dari radar. Pesawat ditemukan di puncak gunung yang berada di arat daya Kota Yasuj.
Penerbangan Aseman Airlines dari Teheran hilang pada Minggu, setelah 50 menit perjalanan menuju kota barat daya, Yasuj. Juru bicara tersebut mengatakan pesawat itu menabrak gunung. Diperkirakan, tidak ada penumpang selamat.
Suhu dingin dan medan pegunungan menghambat usaha pencarian dan penyelamatan, menambah kesedihan dan kemarahan keluarga korban dan masyarakat luas di negara itu, yang menyalahkan puluhan tahun sanksi untuk Iran atas kemunduran pesawatnya.
Pesawat itu adalah jet ATR 72 bermesin ganda berusia di atas 24 tahun. Menurut data, yang dikutip laman Yayasan Keselamatan Penerbangan, aviation-afety.net, pesawat tersebut dipulihkan untuk memberikan layanan tiga bulan lalu setelah disimpan enam tahun.
Bangkai pesawat tersebut akhirnya terlihat oleh pesawat nirawak militer, kata juru bicara Garda Revolusi Ramezan Sharif.
“Dua helikopter dikirim ke koordinat yang dimiliki pesawat nirawak itu, dan menemukan puing pesawat,” kata televisi pemerintah setempat. “Pesawat telah mencapai puncak gunung sebelum jatuh 30 meter (lebih jauh) ke bawah,” tambahnya.
Setelah menunggu lama untuk menemukan pesawat, keluarga korban harus merasakan penundaan lebih lanjut hingga mayat orang yang mereka cintai dikembalikan, saat helikopter tidak dapat mendarat di medan yang tidak bersahabat dan pekerjaan harus dilakukan dengan berjalan kaki, serta layanan darurat, demikian pejabat setempat.
Lebih dari 100 orang melakukan unjuk rasa di luar kantor pemerintah daerah di wilayah Dena Kooh pada Senin, menuntut pejabat untuk turun atas penanganan bencana setelah pengumuman bahwa reruntuhan telah ditemukan pada Senin, yang kemudian dibantahnya.
Video di kantor berita Tasnim menunjukkan seorang pria marah yang meneriaki Menteri Pembangunan Jalan dan Perkotaan Abbas Akhoundi: “Maukah Anda terbang ke pesawat yang sama?” Iran telah mengalami beberapa kecelakaan pesawat dalam beberapa dekade terakhir. Teheran menyalahkan sanksi Amerika Serikat karena mencegahnya mengimpor pesawat terbang atau suku cadang baru.
Kesepakatan dengan kekuatan dunia dalam program nuklir Iran mencabut beberapa sanksi tersebut, membuka jalan bagi maskapai penerbangan Iran membarui pesawat mereka, namun banyak pesawat tua masih terbang, terutama di jalur dalam negeri.