Industri penerbangan Amerika Serikat dan komunitas pesawat tak berawak disana sedang terlibat dalam adu argumen mengenai rancangan undang-undang baru yang telah berada di Senat. Berbagai rancangan peraturan baru bagi pesawat tak berawak yang telah dikirimkan ke Senat baru-baru ini, masih terus memicu perdebatan dari para pemimpin industri pesawat tak berawak dan penerbangan. Salah satunya  seperti yang ditunjukkan dalam sebuah surat terbuka kepada Kongres dari 13 kelompok termasuk Asosiasi Pemilik Pesawat dan Pilot, Akademi Model Aeronautika, Aliansi Komercial Drone dan lainnya.
“Kami percaya bahwa rancangan undang-undang tersebut bersifat prematur dan anggota parlemen harus menunggu sampai ada rekomendasi dari Komite Penasihat Drone (DAC) FAA, dengan masukan dari para pemangku kepentingan, sebelum mempertimbangkan adanya perubahan terhadap aturan tata kelola penerbangan di tingkat federal yang telah diberlakukan sejak lama,” bunyi pernyataan surat tersebut.
Kalangan komunitas drone melihat, perubahan legislasi sebelum konsensus dapat memiliki konsekuensi dramatis yang tidak diharapkan yang dapat menghambat inovasi, membatasi pertumbuhan ekonomi dan perdagangan antarnegara, dan berpotensi membahayakan keselamatan.
Dengan dua rancangan undang-undang, yaitu Drone Innovation Act dan Drone Federalism Act, yang dikirimkan ke Senat dalam bulan lalu, komunitas drone memiliki alasan untuk khawatir. Kedua RUU tersebut memberikan hak kepada pemerintah negara bagian dan lokal untuk mengatur wilayah udara di bawah 200 kaki.
Komunitas drone berharap bisa berdamai dengan industry penerbangan. Mereka percaya, kerangka kerja yang konsisten dan disepakati oleh semua pihak yang terlibat akan sangat penting diterapkan dalam sistem undang-undang masa depan. Undang-undang ini dianggap penting karena mengatur salah satu wilayah dengan pertumbuhan tercepat di sektor kedirgantaraan dan teknologi.