Timur Tengah dan ekonominya yang menggelembung, kini seperti magnet dengan kekuatan luar biasa. Menyeret siapa saja untuk bekerja disana, termasuk kalangan pilot dan awak kabin.
Sebuah penelitian terbaru menyebutkan, maskapai penerbangan Timur Tengah akan mempekerjakan 10 persen pilot tenaga pilot yang tersedia secara global. Mereka juga akan membukukan 12 persen permintaan awak kabin selama 20 tahun ke depan. Ini berarti pertumbuan penerbangan udara di kawasan ini akan menjadi yang tertinggi secara global, dan akan bertahan setidaknya dua dekade.
Bagi Anda yang ingin berkarir di bidang ini, Timur Tengah adalah masa depan. Bahasa Inggris akan penting, tetapi kemampuan berbicara dalam bahasa Arab akan menjadi nilai tambah. Jadi, bersiaplah mulai sekarang.
Produsen pesawat Boeing belum lama menyampaikan data, bahwa permintaan pilot dan teknisi pesawat menunjukkan kenaikan 8,6 persen pada skala regional. Dengan angka itu, maka pilot yang dibutuhkan dan bekerja di seluruh dunia akan menjadi 63.000. Sedangkan awak kabin secara global akan membutuhkan penambahan 4,3 persen, sehingga total yang dibutuhkan adalah 96.000, dibandingkan tahun lalu. Permintaan Timur Tengah untuk teknisi tetap konstan di angka 66.000.
“Dengan permintaan untuk pilot, teknisi dan awak kabin di Timur Tengah, jelas ada kebutuhan yang luar biasa untuk memastikan personil tersedia untuk memenuhi peran tersebut,” kata David Longridge, wakil presiden penjualan layanan komersial untuk Boeing Global Services.
Hampir setengah dari pilot dan teknisi baru akan dibutuhkan untuk mendukung pesawat lorong tunggal dengan setengah lainnya pada jet lorong ganda yang berukuran lebih besar. Namun, persentase kru kabin yang lebih tinggi akan dibutuhkan di pesawat lorong ganda karena peraturan yang mengharuskan lebih banyak staf hadir di jet yang lebih besar.
Proyeksi Boeing mencerminkan meningkatnya permintaan untuk pesawat baru dari Timur Tengah. Prospek perusahaan itu yang dirilis menunjukkan bahwa wilayah tersebut akan membutuhkan 3.350 pesawat baru selama 20 tahun ke depan senilai 730 miliar dollar AS.
Dari jumlah ini, hampir 50 persen akan digunakan untuk jet lorong ganda seharga sekitar 520 miliar dollar AS. Sisanya untuk pesawat lorong tunggal atau pesawat lebih kecil dengan jumlah 1.770 unit seharga 190 miliar dollar AS. Kebutuhan ini didorong oleh pertumbuhan maskapai dengan tiket murah.