Pesawat model berskala, X-56A milik NASA dijadwalkan akan menjalani serangkaian penerbangan penelitian November ini. Penerbangan ini dilakukan untuk membuktikan teknologi yang memungkinkan merancang pesawat dengan sayap ringan yang sangat fleksibel. Penggunaan sayap yang tidak kaku secara struktural penting untuk pesawat tempur hemat bahan bakar dengan jelajah jarak jauh di masa depan.
Pada 31 Agustus lalu, pesawat uji coba ini sudah diterbangkan untuk menghitung resiko yang muncul dengan penerapan desain tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa tantangan yang dialami saat lepas landas dan pendaratan sudah dapat diatasi.
Cheng Moua, manajer proyek X-56A menyatakan untuk mengurangi masalah dalam uji terbang sebelumnya, periset telah mendesain ulang sistem pendaratan dan pengereman untuk meningkatkan kinerja. Pengontrol penerbangan juga direvisi, analisis ekstensif dilakukan dan data getaran dikumpulkan untuk memperbarui model teoritis untuk memperbaiki prediksi tentang bagaimana pesawat terbang.
Sayap pesawat uji coba ini memang dibuat ringan dan fleksibel. Serupa dengan yang ada di model sebelumnya, yaitu X-56. Model sayap semacam ini penting untuk desain pesawat jarak jauh masa depan. Namun, dia sangat rentan terhadap getaran destruktif yang dikenal sebagai flutter pada kecepatan rendah. Jika getaran tersebut tidak dikurangi, hal itu dapat menyebabkan tantangan pengendalian atau berpotensi membahayakan struktur pesawat.
Flutter belum dapat dikendalikan di pesawat uji coba X-56. “Flutter suppression dapat meningkatan kualitas, efisiensi, keselamatan dan umur panjang struktur pesawat terbang yang fleksibel. Kami ingin menunjukkan bahwa sayap semacam ini dapat dibangun dan teknologi kontrol ada untuk menekan flutter pada mereka,” kata Moua.
Pesawat uji coba ini memang dibangun secara perlahan karena setiap langkah dilakukan dengan cermat. Teknik baru akan diuji untuk mengumpulkan data dan memahaminya dan sebuah metodologi akan dikembangkan untuk mengkonfirmasi flutter yang tertekan.
Lockheed Martin kini sedang mengembangkan pesawat tempur kecil yang diujicobakan di Laboratorium Riset Angkatan Udara A.S. Program ini didanai melalui proyek Advanced Air Transport Technology NASA dan proyek Flight Demonstration Capabilities milik NASA.