Pilot akan menjadi pekerjaan yang terus jadi rebutan di masa depan. Pasalnya, dunia kekurangan pilot seiring dengan peningkatan lalu lintas udara global.
Karena jumlahnya kurang, pilot ada dalam posisi bebas untuk memilih bekerja untuk maskapai penerbangan yang menawarkan gaji atau kondisi kerja yang lebih baik. Analis mengatakan, situasi ini dapat menjadi ancaman bagi beberapa maskapai bertarif rendah.
Meningkatnya permintaan pilot terkait dengan pertumbuhan lalu lintas udara. International Air Transport Association (IATA) memperkirakan, peningkatan itu terjadi hampir dua kali lipat, dimana penumpang akan berjumlah 7,8 miliar pada tahun 2036.
“Yang pasti ada kekurangan personil kokpit dan mereka akan pergi ke maskapai penerbangan yang menawarkan kondisi terbaik,” kata Marc Houalla, yang merupakan kepala institut penerbangan nasional Prancis (ENAC) seperti dikutip The Gulf.
Krisis tersebut telah dirasakan di maskapai penerbangan murah Irlandia, Ryanair. Maskapai ini terpaksa membatalkan 20.000 penerbangan antara bulan September dan Maret karena tidak memiliki pilot. Mereka juga bermasalah dengan penjadwalan dan banyak staf kokpit resign dan menerima pekerjaan di maskapai lain.
“Saat ini, semua maskapai penerbangan, khususnya maskapai penerbangan tradisional, menawarkan kondisi kerja yang lebih baik daripada yang ada di Ryanair. Jadi ketika pilot memiliki pilihan, mereka akan pergi ke tempat yang ada tawaran yang lebih baik,” kata Christophe Tharot, kepala serikat pekerja pilot, SNPL Perancis.
Sejauh tahun ini, maskapai Norwegian telah merekrut 160 pilot yang meninggalkan Ryanair. Pergeseran di pasar tenaga kerja mulai dirasakan dua atau tiga tahun yang lalu ketika maskapai-maskapai AS berusaha untuk memancing pilot, termasuk dari perusahaan penerbangan berbasis Teluk.