Sebuah pesawat jatuh di Howard Springs, negara bagian Northern Territory, Australia. Dua pilotnya ditemukan tewas. Ternyata, pesawat itu membawa satu mayat dalam peti. Mayat itu dikirim dengan pesawat untuk dimakamkan di Elcho.
Sumber di pemerintah setempat menyatakan, penerbangan tersebut merupakan “transportasi pemakaman”.
Fakta ini sempat membingungkan pada awalnya karena ditemukan ada tiga tubuh di sekitar area kecelakaan. Padahal hanya ada dua pilot yang dilaporkan ada dalam pesawat tersebut. Setelah diteliti, ternyata satu tubuh lagi adalah mayat yang merupakan kargo dalam pesawat Cessna tersebut. Ada dugaan bahwa peti mati mungkin tidak terikat dengan benar.
Menurut data, mayat tersebut berasal dari Yolngu dan akan menjalani pemakaman tradisional Aborigin. Dia memang asli orang Aborigin. Saudara-saudaranya di Pulau Elcho telah berkumpul untuk menerima kedatangan mayat tersebut, namun pesawat yang membawanya tidak pernah sampai. Mayat yang dibawa sebagai kargo pesawat diyakini adalah seorang pria yang tinggal di Darwin namun berasal dari Pulau Elcho dan meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil belum lama ini.
Kecelakaan ini dilaporkan melalui layanan darurat di dekat lokasi kecelakaan pesawat ringan Cessna 210 tersebut. Lokasi jatuhnya ada di Gunn Point Road. Diduga, pilot berusaha menurunkan pesawatnya di jalan tersebut namun gagal. Pesawat milik Air Frontier tersebut jatuh di semak belukar sebelah Gunn Point Rd di kota Howard Springs. Pesawat bermesin tunggal itu baru saja lepas landas saat kemudian menabrak badai.
Direktur Eksekutif Keselamatan Transportasi Australia Nat Nagy mengatakan kepada ABC bahwa Cessna 210 tidak membawa kotak hitam atau perekam penerbangan, namun ATSB mungkin bisa menemukan informasi lain dari reruntuhan pesawat.