Bersaing di kelas yang sama dengan pemain lama tentu tidak mengenakkan. Soal pengalaman jelas kalah, nama besar juga belum tentu berani disandingkan. Tetapi teknologi harus berani bersaing di tengah pasar pesawat yang cenderung stagnan.
Itu juga yang terjadi di kelas the turboprop tunggal. Prodisen pesawat Pilatus PC12 harus berjuang keras di kelas yang sama untuk melawan dominasi Textron Aviation yang mengahdirkan Cessna Denali. Siapa tidak kenal Cessna?
Pilatus mengumumkan bahwa mereka menerima pesanan 85 pesawat tahun ini. Angka yang cukup tinggi, karena itu berarti hampir setiap empat hari sekali mereka mengirimkan satu pesawat baru. Tetapi jumlah itu turun sedikit dari produksi tahun lalu yang menyentuh angka di atas 90 unit.
Pembeli nampaknya menunggu sebuah produk baru di kelas yang sama. Dan bisa jadi itu adalah Cessna Denali.
Manajemen Textron Aviation telah memberikan status update pada Cessna Denali-nya. Ini adalah sebuah pesawat single turboprop besar yang akan bersaing secara langsung melawan PC12. Selama ini, belum pernah ada turboprop yang langsung kompetitif ke pasar sekelas PC12. Cessna Denali berani bersaing dengan menggabungkan mesinnya yang kuat, kabin besar dan kecepatan lebih.
Textron sudah menunjukkan kemajuan yang dibuat dalam proyek Denali, termasuk struktur utama. Perusahaan ini menargetkan penerbangan pertama akhir 2018. Ada inovasi nyata di Denali yang telah mendorong pembeli merespon positif pesawat ini. Di antaranya adalah mesin turboprop GE. Turboprop Advanced akan menjadi mesin turboprop pertama di kelasnya yang memiliki full authority digital engine control (FADEC). Instrumen ini akan menyederhanakan kontrol dan manajemen mesin, sehingga mengurangi beban kerja pilot, sekaligus mengoptimalkan kinerja dan meminimalkan aliran bahan bakar. GE memperkirakan mesinnya bisa 20 persen lebih hemat bahan bakar daripada mesin yang sekelas.
Denali pertama direncanakan dikirim akhir 2020. Pesawat ini bisa terbang dengan kecepatan 285 knot dengan jarak 1.600 Km.