Pesawat propeler komersial bermesin ganda telah ditabrak pesawat tak berawak (drone). Ini adalah insiden pertama kali di Kanada, kata Menteri Transportasi Marc Garneau. Pesawat milik maskapai Sky Jet sedang dalam proses landing ke Jean Lesage International Airport di Quebec City saat ditabrak sebuah drona yang tipenya tidak diketahui.
Garneau mengatakan bahwa drone itu terbang sekitar 1.500 kaki, tiga mil dari bandara. Ketinggian drone yang diijinkan adalah 1.000 kaki saja, artinya drone itu sudah di atas batas. Pesawat akhirnya mendarat dengan selamat dan hanya mengalami kerusakan ringan, tapi kejadian ini menjadi perhatian serius.
Setiap pesawat yang terbang di area ATC (air traffic control) di sekitar bandara harus memiliki izin. Drone yang melanggar aturan bisa kena denda sebesar 3.000 dollar AS. “Penting untuk dicatat bahwa pesawat sangat rentan saat mendekati landing,” kata Garneau.
Pemerintah berbagai negara di seluruh dunia telah berupaya untuk menyeimbangkan keselamatan penumpang dengan kebutuhan komersial penggunaan drone. Federal Administrasi of Aeronautics AS (FAA) baru-baru ini mengeluarkan peraturan yang mewajibkan operasi siang hari atau senja di dalam garis pandang pilot. Pilot drone minimal harus berusia 16 tahun dan perlu lulus tes pengetahuan aeronautika sebelum mereka bisa mendapatkan sertifikat. Ketinggian dibatasi 400 kaki, namun FAA telah mengeluarkan banyak keringanan untuk peraturan tersebut.
Di Kanada, peraturan yang diterapkan pada bulan Maret tahun ini bahkan lebih ketat. Drone hanya bisa terbang dalam jarak 5,6 mil dari bandara atau perairan dimana pesawat lepas landas. Siapa pun yang ditemukan memiliki drone dan melanggar bisa dikenai denda 25.000 dollar AS.