Gawat, Mubadala, sebuah badan usaha pengelola dana raja-raja yang berbasis di Abu Dhabi, berencana menjual bisnis pesawat jet eksekutif mereka. Piaggio Aerospace yang ada di Italia ingin mereja lego ke ke sebuah konsorsium China yang didukung negara. Pemerintah Italia menyoroti rencana ini, karena mereka menganggap bisnis pesawat itu strategis dan menyangkut keamanan negara.
Tak ayal, negeri pizza itu sewot dengan rencana penjualan perusahaan pesawat ke China. Parlemen mereka bahkan mengancam akan melakukan veto jika rencana itu direalisasikan. Saking gawatnya, seumur-umur hak veto ini belum pernah dipakai dan baru akan diterapkan kali ini untuk mencegah industri pesawat mereka beralih ke China.
Komisi Eropa baru-baru ini memang mengusulkan untuk membatasi pengambilalihan asing yang didukung negara dalam manufaktur berteknologi tinggi, di antara industri lainnya. Kebetulan pengambilalihan produse pesawat ini juga didukung oleh pemerintah China. Jadi klop lah kalau Italia kuat-kuatan mencegahnya.
Sesuai aturan, perusahaan pertahanan Italia seperti Piaggio Aerospace harus memberitahu pemerintah tentang penjualan aset besar, bahkan jika aset tersebut tidak melibatkan aset pertahanan.
Piaggio Aerospace adalah produsen turbojet eksekutif P180, dengan desain baru dengan baling-baling menghadap ke belakang dan sayap hidung kecil. Pasukan pertahanan dan keamanan Italian membuat pesawat pengintai diadaptasi dari platform dasar yang sama.
Piaggio Aerospace saat ini dimiliki oleh Mubadala.
Mubadala mengatakan kepada pihak berwenang Italia bahwa mereka ingin menjual bisnis komersialnya yang membuat P180 menjadi perusahaan milik negara dan swasta. Mubadala pertama-tama akan menjual lisensinya, lalu kekayaan intelektualnya.
Penggunaan hak veto itu disambut baik oleh Perancis dan Jerman. Sebuah proposal dikirimkan oleh kepala Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker untuk mencegah investasi langsung asing ke aset strategis.