Angkatan Udara AS telah mengirim sebuah pesawat ruang angkasa rahasia ke orbit dari Florida beberapa pekan lalu. Hanya beberapa hari sebelum Badai Irma datang memporak-porandakan negara bagian itu.
Pesawat antariksa otonom, yang dengan disebut sebagai X-37B Orbital Test Vehicle, kabarnya dikirim dengan tujuan untuk mendemonstrasikan teknologi platform uji ruang yang dapat digunakan kembali dan tanpa awak. Dalam bahasa yang lebih sederhana, itu adalah misi mengirim pesawat luar angkasa yang bisa mengorbit selama ratusan hari dan kemudian meluncur kembali ke bumi sehingga bisa dipakai lagi untuk menghemat uang.
Angkatan Udara belum mengungkapkan banyak rincian tentang pesawat luar angkasa ini. Mereka hanya mengatakan bahwa fasilitas ini dirancang untuk terbang dalam ketinggian orbit Bumi yang rendah. Dalam posisi itu, diharapkan dia dapat melakukan eksperimen dan pengujian teknologi ruang angkasa dalam jangka lama.
Angkatan Udara AS juga mengatakan bahwa Orbital X-37B memiliki lebar sayap 14 kaki dan 11 inci, panjangnya hampir 30 kaki, dan beratnya 11.000 pound. Mereka menambahkan, peluncuran ini adalah penerbangan antariksa X-37B yang pertama. Peralatan ini dikirim ke ketinggian di atas sebuah roket oleh perusahaan ruang angkasa SpaceX milik Elon Musk.
Boeing sendiri membangun pesawat ruang angkasa tersebut, yang didasarkan pada desain kendaraan lama milik NASA. Sebagai catatan mengenai berapa lama X-37B bisa bertahan di ketinggian, data menunjukkan bahwa misi ketiga dulu berlangsung selama 674 hari. Sedangkan yang keempat, yang berakhir pada bulan Mei, menghabiskan 718 hari di orbit. Selama keempat misi sebelumnya, pesawat luar angkasa telah menghabiskan total 2.085 hari di luar angkasa.
Biasanya, pesawat luar angkasa mendarat di Vandenberg Air Force Base di California. Tapi bisa juga mendarat di Pusat Antariksa Kennedy NASA seperti yang terjadi pada misi keempatnya.
Meskipun Angkatan Udara tidak memberi penjelasan tentang rincian X-37B, sedikit informasi muncul dari sumber lain. Misalnya, seorang insinyur Boeing mengatakan dalam sebuah pertemuan dirgantara 2010 bahwa proyek tersebut dimaksudkan untuk mengevaluasi sistem navigasi otomobil pesawat antariksa.
Insinyur Boeing kemudian menduga bahwa X-37B bisa diubah sehingga bisa mengangkut penumpang. Selain itu beberapa pakar kedirgantaraan percaya bahwa Angkatan Udara sedang menguji satelit kecil yang bisa lebih murah daripada teknologi saat ini.