Pegasus Airlines, maskapai kelas dua dari Turki berencana mendirikan pangkalan utama di bandara Istanbul baru yang dijadwalkan dibuka akhir tahun depan. Memusatkan operasional di bandara besar, diharapkan mampu membantu maskapai spesialis diskon ini untuk menarik penumpang dari sisi Eropa. Di bagian wilayah ini, mereka harus bersaing keras dengan maskapai kelas satu Turki yang tidak mudah dikalahkan, Turkish Airlines.
Seperti diketahui, Turki memiliki dua wilayah. Sebagian di Asia dan sebagian di Eropa, dan dipisahkan oleh Selat Bosphorus. Pegasus Airlines menguasai pasar untuk Turki sisi Asia, namun tidak berdaya melawan penguasa sisi Eropa, Turkish Airlines. Padahal jelas, jumlah penumpang di sisi Eropa lebih menjanjikan.
Pegasus kemungkinan akan menempatkan armada yang cukup besar di bandara ini setelah landasan pacu ketiga dibuka pada sekitar tahun 2020, kata Guliz Ozturk dari maskapai ini. Tambahan landas pacu ini memungkinkan bandara menampung lebih banyak pesawat, dan inilah yang ditunggu Pegasus.
Hub baru yang belum disebutkan namanya ini diperkirakan akan melayani 90 juta penumpang per tahun, dan kemudian meningkat menjadi 150 juta. Pegasus sendiri masih menunggu perkembangan yang terjadi dan berharap angka-angka perkiraan tidak meleset dan sesuai dengan harapan bisnis. Jika tidak, rencana jangka panjang ini tentu masih harus dipertimbangkan lagi.
Pegasus saat ini mengoperasikan hampir 60 pesawat di bandara Sabiha Gokcen, bandara sekunder kota Istanbul di Tukri sisi Asia. Mereka mampu setidaknya menggaet sekitar 8 juta penumpang setiap tahun. Sementara di sisi Eropa, operasional Pegasus meski belum maksimal sudah mampu menarik minat 10 juta penumpang.
Sayangnya, sejauh ini Pegasus tidak memiliki pesawat di Ataturk sebagai bandara utama kota, dan menjadi basis Turkish Air. Pegasus berencana untuk terbang baik ke berbagai tujuan dalam dan internasional dari bandara baru itu jika mereka bisa mendapatkan slot dan infrastrukturnya.