Perdana Menteri Inggris Theresa May meminta Presiden AS Donald Trump untuk campur tangan dalam perselisihan pengadilan antara Boeing Co dan perusahaan Kanada, Bombardier Inc. Lho, kenapa?
Permintaan tersebut dilayangkan pemerintah Inggris tidak lain karena mereka berusaha melindungi pabrik Bombardier di Belfast, Irlandia Utara. Pemerintahan May rupanya bergantung pada suara dari partai Unionist Demokratik Irlandia Utara untuk mengeluarkan undang-undang melalui House of Commons. Nah, mau tidak mau, dia harus sepenuhnya membantu Irlandia Utara terjamin bisnisnya, antara lain dengan cara Bombardier tidak boleh dirundung masalah.
May diperkirakan akan membicarakan kisruh Boeing dan isu lainnya dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau saat berkunjung ke Ottawa pada 18 September ini. Sebelumnya, May membicarakan kasus ini dengan Trump setelah adanya intervensi pemimpin DUP Arlene Foster.
“Prioritas kami adalah mendorong Boeing untuk menghentikan kasusnya dan mencari penyelesaian yang dinegosiasikan dengan Bombardier. Ini adalah masalah komersial namun pemerintah Inggris bekerja tanpa lelah untuk melindungi operasi Bombardier dan pekerjanya di Belfast, demikian paparan Departemen Bisnis Inggris penjelasannya.
Boeing menekan Komisi Perdagangan Internasional AS untuk memberlakukan tarif terhadap pesaingnya di Kanada atas penjualan jet Seri C. Boeing menganggap harga yang ditetapkan Bombardier adalah harga yang tidak masuk akal. Produsen pesawat ini diduga menerima bantuan dari pemerintah yang tidak adil dalam sistem bisnis.
Bantuan yang dipermasalahkan itu antara lain termasuk pinjaman sebesar 113 juta poundsterling atau 149 juta dollar AS dari pemerintah Inggris. Komisi itu sendiri memutuskan pada bulan Juni bahwa Boeing mungkin telah dirugikan oleh penjualan pesawat Seri C dengan nilai yang tidak wajar alias terlalu murah.