Singapore Airlines (SIA) sedang menyelidiki sebuah insiden di mana seekor anjing peliharaan meninggal saat dipindahkan ke salah satu pesawatnya di Bandara Changi pada 2 September. Pemilik anjing itu, Shabana Mary Kuruvilla, menceritakan pengalamannya di sebuah posting Facebook, yang telah dibagikan lebih dari 1.000 kali sejak Kamis pekan lalu.
SIA mengkonfirmasi kejadian tersebut kepada media The Straits Times pada hari Jumat lalu. Maskapai ini mengatakan bahwa anjing tersebut adalah seekor anjing spaniel berusia empat tahun tujuh bulan bernama Charlie. SIA juga membenarkan bahwa Charlie termasuk penumpang yang melakukan perjalanan dengan pesawat SQ184 dari Singapura ke Ho Chi Minh City .”Kami sedang melakukan penyelidikan dan untuk tujuan privasi, kami tidak dapat membagikan informasi lebih lanjut. Kami ingin mengucapkan belasungkawa tulus kami kepada pemilik hewan ini,” kata juru bicara SIA.
Shabana yang pindah ke Vietnam bersama keluarganya, memang membawa Charlie ke Ho Chi Minh City. Menurut dia, kandang Charlie ditangani oleh petugas penanganan hewan dari SIA saat mereka memeriksa barang bawaan mereka.
Kebijakan hewan peliharaan SIA di situsnya menyatakan bahwa hewan peliharaan, kecuali anjing layanan bersertifikat medis, tidak diizinkan melakukan perjalanan di kabin pesawat. Kucing dan anjing jenis tertentu diperbolehkan masuk bagasi.
Namun, setibanya di Ho Chi Minh City, Shabana diberitahu oleh staf SIA bahwa Charlie telah meninggal. Dia juga terkejut mengetahui bahwa anjing tersebut tidak naik pesawat namun meninggal di Singapura, meskipun ada pengumuman sebelumnya dari pilot bahwa Charlie berada di pesawat.
Shabana dan suaminya kemudian naik penerbangan berikutnya kembali ke Singapura pada hari yang sama untuk merawat tubuh Charlie. Dia mencatat bahwa ada bukti terjadi upaya Charlie untuk berontak. Anjing itu juga menderita luka di kakinya dan telah mengunyah seprei yang terbuat dari kapas. Hal itu diyakini karena anjing mengalami serangan jantung akibat stres.
Shabana mengatakan bahwa staf SIA sebelumnya memberitahunya di gerbang bahwa Charlie agak cemas dan mengeluarkan lendir. Staf itu bertanya apakah dia ingin melihat anjingnya. Tapi dia menolak karena dia pikir itu hal yang biasa bagi seekor anjing dan tidak ingin membuatnya lebih cemas. “Mereka tidak pernah memberi tahu kami bahwa anjing kami sangat tertekan,” tambahnya.
Ms Shabana juga mengkritik staf SIA karena layanan pelanggannya yang buruk, dan mengklaim bahwa dia telah mengajukan laporan polisi. “Saya ingin maskapai ini menangani kejadian ini dengan serius karena jelas mereka menangani masalah ini dengan cara yang tidak sensitif,” katanya.