September dua puluh tahun yang lalu, Pratt & Whitney memulai peran mereka dalam menciptakan mesin pesawat tempur F119. Kepercayaan itu datang dari Lockheed Martin yang berbasis di Dobbins Air Reserve Base, Marietta, Georgia.
Mesin produksi P & W menjadi bagian dari fase System Design and Development (SDD). Penerbangan pertamanya dilakukan oleh pilot uji coba F-22, Paul Metz di depan anggota konsorsium Angkatan Udara AS, karyawan Lockheed Martin, dan karyawan Pratt & Whitney serta keluarga mereka. Semua itu berkumpul untuk menyaksikan pesawat tempur generasi kelima pertama di dunia terbang ke langit untuk pertama kalinya. Pesawat F-22 pertama, yang dikenal hanya sebagai Raptor 01, terbang kurang dari satu jam dan mencapai ketinggian 20.000 kaki.
“Penerbangan pertama mesin F119 dan F-22 Raptor benar-benar momen bersejarah,” kata Marie Speagle, manajer, F119 Logistics Program, yang bekerja untuk Pratt & Whitney di Marietta.
Penerbangan pertama F-22 dilakukan pada 7 September 1997. Pesawat ini adalah hasil tim yang terpadu dan kolaboratif di berbagai disiplin ilmu di Pratt & Whitney, Lockheed Martin, dan Angkatan Udara AS untuk melakukan perubahan teknologi tempur.
Tim Pratt & Whitney bertugas membangun mesin yang memberikan kinerja, keamanan dan keandalan yang superior yang akan membantu mempertahankan superioritas udara AS selama beberapa dekade yang akan datang. Dua mesin F119 memberi kekuatan pada F-22 Raptor, memberikan kemampuan manuver pesawat terbang dan kemampuan operasional yang tak tertandingi. F119 dilengkapi dengan kombinasi teknologi siluman dan nosel pemancar daya yang memungkinkan kecepatan, ketangkasan, presisi, dan kesadaran situasional yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selain itu, kemampuan F-22 untuk beroperasi pada kecepatan supersonik tanpa afterburner, yang dikenal sebagai supercruising, memberikan kinerja tempur luar biasa bagi pesawat tanpa mengurangi jangkauan misi.
Setelah tahap pengujian pengembangan, yang mengeksplorasi kemampuan mesin pesawat dan F119 untuk beroperasi pada kecepatan dan ketinggian yang berbeda, Angkatan Udara AS menyatakan status Kemampuan Operasional Awal (Initial Operational Capability / IOC) untuk F-22 Raptor pada 15 Desember 2005. Hanya dua tahun kemudian, pada 12 Desember 2007, Angkatan Udara AS menyatakan Kemampuan Operasional Penuh (FOC) untuk F-22.
Sejak penerbangan perdananya 20 tahun yang lalu, mesin F119 telah mendukung F-22 selama lebih dari 500.000 jam penerbangan mesin sebagai pesawat tempur dominasi udara Angkatan Udara AS yang unggul. Ini menjadikan dirinya sebagai aset penting bagi keamanan nasional AS. Produksi mesin F119 terakhir dikirim pada Januari 2013. Sejauh ini, Pratt & Whitney telah mengantisipasi perkembangan teknologi untuk 30 sampai 40. Produsen mesin ini yakain, pesawat terbang F-22 masih akan berjaya selama beberapa dekade yang akan datang.
Di penerbangan sipil sendiri, Pratt & Whitney sedang didera masalah karena mesin mereka yang dipasang di seri Airbus A320 mengalami sejumlah kegagalan.