Tanzania telah meluncurkan layanan pengiriman dengan drone. Mereka bahkan punya armada terbesar di dunia untuk menyediakan bantuan darurat sesuai permintaan seperti obat dan darah. Program ini akan dimulai pada kuartal pertama 2018, dimana pemerintah Tanzania akan mulai menggunakan pesawat tak berawak untuk mengirim hingga 2.000 kiriman setiap hari ke lebih dari seribu fasilitas kesehatan dan melayani 10 juta orang di seluruh negeri.
“Setiap kehidupan itu berharga. Pemerintah Tanzania melalui Kementerian Kesehatan, Masyarakat Pengembangan, Gender, Lansia dan Anak-anak telah berhasil dalam meningkatkan kesehatan layanan termasuk ketersediaan obat-obatan di semua Fasilitas Kesehatan Umum, “kata Dr. Mpoki Ulisubisya, Sekretaris Tetap Kementerian Kesehatan Tanzania. ”
Upaya ini merupakan langkah Tanzania untuk memastikan bahwa 5.640 fasilitas kesehatan masyarakat yang mereka miliki, tidak kekurangan obat penting, persediaan medis dan kebutuhan laboratorium. Pemerintah menjanjikan semua permintaan bisa dikirimkan, dimanapun mereka berada, bahkan di tempat yang paling sulit dijangkau. Namun memang ada potensi halangan. Misi ini bisa terhambat saat keadaan darurat, cuaca buruk, atau kekurangan suplai. Hanya saja, pemerintah bertekad melakukan yang terbaik.
Pesawat tak berawak dan layanan pengiriman ini dioperasikan oleh Zipline, sebuah perusahaan berbasis di California, Amerika Serikat. Ini bukan proyek pertama mereka, pada Oktober 2016, Zipline dan Pemerintah Rwanda meluncurkan layanan pengiriman drone nasional pertama di dunia untuk melakukan pengiriman darurat. Sejak peluncuran, Zipline telah terbang dengan jarak lebih dari 100.000 km di Rwanda, membawa 2.600 unit darah pada lebih dari 1.400 penerbangan. Negara-negara di Afrika timur nampaknya menjadikan ini alternatif layanan mengingat kondisi geografis mereka yang kurang mendukung transportasi darat.
Zipline menjelaskan bahwa proyek di Tanzania ini adalah yang kedua di negara berkembang. Tapi, hanya dengan dua proyek itu, sepertinya banyak negara di dunia sudah bisa mengetahui jalan keluar untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik. Sejauh ini, Tanzania rutin melakukan kiriman drone untuk alat transfusi darah, vaksin darurat, obat HIV, anti malaria dan obat-obatan kritis seperti kebutuhan jahitan dan tabung infus. Bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Tanzania dan Departemen Toko Medis negara tersebut (MSD), Zipline akan mendirikan empat pusat distribusi. Pusat distribusi pertama terletak di Dodoma, ibu kota negara tersebut. “Jutaan orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun karena mereka tidak bisa mendapatkan obat yang diperlukan,” kata CEO Zipline, Keller Rinaudo.
Masing-masing dari keempat pusat distribusi tersebut akan dilengkapi dengan 30 pesawat tak berawak dan mampu membuat hingga 500 kiriman sehari. Pesawat tak berawak bisa membawa 1,5 kilo kargo, terbang dengan kecepatan 110 kilometer per jam, dan memiliki jarak tempuh sekitar 160 kilometer. Pekerja kesehatan memesan barang melalui pesan teks dan menerima paket mereka dalam waktu rata-rata 30 menit rata-rata.
Zipline adalah perusahaan logistik otomatis yang berbasis di California. Perusahaan ini dikelola para veteran kedirgantaraan dari tim seperti SpaceX, Google, Boeing, dan NASA. Misi jangka panjang Zipline adalah membangun pengiriman instan untuk seluruh dunia, yang memungkinkan obat-obatan dan produk lain dikirim sesuai permintaan dan berbiaya rendah tanpa menggunakan setetes bensin.
Zipline didukung oleh beberapa investor di dunia, termasuk Sequoia Capital, Google Ventures, SV Angel, Subtraction Capital, pendiri Yahoo Jerry Yang, pendiri Microsoft Paul Allen, dan Stanford University.