Kita sudah tahu, ada dua jenis dekompresi, yaitu perlahan dan seketika. Tetapi, dari dua jenis peristiwa itu, sebenarnya membayangkan bahwa pintu darurat pesawat bisa dibuka oleh penumpang yang mabuk, adalah gambaran yang hampir tidak mungkin terjadi. Barangkali, hanya dalam film-film Hollywood saja semua itu digambarkan ada.
Jadi, sebenarnya jika ada penumpang mabuk yang nekad mau membuka pintu darurat, semua orang bisa membiarkannya saja. Tenaganya tidak akan cukup untuk melawan perbedaan tekanan udara antara dalam dan luar pesawat. Namun, mengapa awak kabin selalu berupaya menahan tindakan itu jika memang tidak berbahaya? Jawabannya adalah menjaga agar penumpang lain tidak panik. Kebanyakan penumpang tidak mengetahui hal ini dan mungkin saja akan berteriak-teriak ketika melihat seseorang berusaha membuka pintu darurat di langit.
Patrick Smith, pilot maskapai penerbangan dan penulis buku tentang perjalanan udara berjudul Cockpit Confidential, menjelaskan bahwa tekanan kabin tidak akan memungkinkan pintu darurat terbuka ketika terbang. “Pikirkan sebuah pintu pesawat terbang sebagai steker drain, dipasang di tempat dengan kuat dari di dalam. Hampir semua pintu darurat pesawat terbuka ke arah dalam, beberapa memang dibuka dengan menarik ke atas dan ada juga yang berayun ke luar. Tetapi semua proses membuka itu harus dimulai dengan menariknya ke dalam terlebih dahulu,” kata Smith.
Pada ketinggian jelajah pesawat umumnya, tekanan bisa mencapai hingga delapan pound setiap inci persegi dari dalam badan pesawat. Itu lebih dari 1.100 pound untuk setiap kaki persegi di sebuah pintu darurat. Jadi, seseorang yang berbadan sangat kekar pun tidak akan cukup mampu untuk membukanya. Tenang saja.
Bahkan meskipun pesawat ada di ketinggian yang lebih rendah, tekanan kabin masih akan menjaga pintu darurat pesawat tetap berada di tempatnya. Jika seseorang benar-benar ingin membukanya, dia akan memerlukan pengungkit hidrolik, dan alat itu tidak ada di dalam pesawat. Dan juga tidak mungkin seorang penumpang membawa pengungkit semacam itu. Petugas bandara pasti akan menyitanya.
Tapi setidaknya ada satu insiden yang tercatat dimana seorang penumpang berhasil membuka pintu pesawat saat berada di langit. Pada tahun 1971 Dan DB Cooper membajak sebuah pesawat Boeing 727 dan meminta uang tebusan 200.000 dollas AS. Dia kemudian melompat dari pintu belakang dengan parasut. Namun, dia bisa melakukan itu karena dia terlebih dahulu memaksa pilot menyesuaikan tekanan di dalam kabin agar pintu bisa dibuka di atas. Sampai sekarang, identitas siapa sebenarnya DB Cooper atau Dan Cooper ini masih misteri. Polisi hanya bisa membuat sketsa wajahnya.
Bagaimana dengan pesawat kecil? Pesawat kecil tidak memiliki tekanan kabin dan terbang di ketinggian relatif rendah. Begitu pula dengan pesawat yang dipakai untuk terjun payung. Tidak ada perbedaan tekanan antara di dalam dan luar pesawat sehingga pintu dapat dibuka kapanpun. Tetapi ingat, pesawat-pesawat semacam ini terbang rendah, sehingga penumpang di dalamnya masih merasa nyaman tanpa perbedaan tekanan.