Para pilot mengakui bahwa turbulensi yang kuat pada akhirnya menyebabkan kerusakan pesawat terbang dan cedera pada penumpangnya. Namun, yang patut dicatat, biasanya orang-orang yang jatuh atau terlempar karena mereka tidak mengenakan sabuk keselamatan.
Lagi pula, jumlah yang terluka sangat sedikit, hanya ada sekitar 60 orang di Amerika Serikat setiap tahunnya. Dua pertiga dari mereka adalah pramugari, atau hanya 20 penumpang yang terluka. Ingat, angka dua puluh itu dari 800 juta penumpang yang terbang setiap tahunnya di AS. Jadi angkanya sangat sangat sangat kecil.
Aliran udara yang kadang menyebabkan turbulesi memang sesuatu yang tidak dapat dilihat. Itu angin, dimanapun berada tetap tak mungkin terlihat. Tapi, para pilot punya cara untuk mendeteksi atau paling tidak menandainya. Pada pokoknya mereka mengandalkan laporan dari pesawat lain, baik yang didengar secara langsung ataupun melalui menara kontrol lalu lintas udara. Para pilot kemudian mempertimbangkan pilihan yang tersedia. Apapun situasinya, pilot akan menemukan jalan yang paling nyaman menuju tujuan tanpa membahayakan keselamatan penumpang. Sama seperti penumpang, pilot juga ingin menjalani penerbangan yang mulus tanpa guncangan.
Memprediksi di mana, kapan, dan berapa banyak turbulensi lebih mirip sebagai seni daripada sains. Pilot memahami tanda-tanda itu dari grafik cuaca, radar, dan, yang paling berguna dari semua, laporan real-time dari pesawat lain.
Salah satu panduannya, adalah karena memang turbulensi cenderung terjadi di kawasan tertentu. Bandara manapun berada di bawah pengaruh angin kencang pada musim tertentu. Hal yang sama berlaku untuk aliran udara pada rute penerbangan tertentu. Pada umumnya, kemungkinan besar turbulensi ada di kawasan ITCZ ​​(Intertropical Convergence Zone), misalnya saat terbang ke selatan melintasi Afrika.
Awan cumulus berbentuk gelembung kapas juga wajib selalu diwaspadai. Penerbangan melintasi pegunungan dan melalui batas-batas frontal tertentu juga akan membuat kemungkinan lebih besar. Tapi bagaimanapun semua itu benar-benar tak terduga, turbulensi tidak dapat diprediksi. Untuk menghindarinya, kadang lebih baik terbang di malam hari daripada siang hari.