Angkatan bersenjata negara Guyana atau The Guyana Defense Force (GDF) hari Minggu lalu menemukan sebuah pesawat yang ditinggalkan di lapangan. Diduga lapangan itu menjadi bandara ilegal. Â Diperkirakan, bandara illegal itu dibuat dua minggu yang lalu, di sebuah lokasi yang disebut berada lima mil sebelah barat Santa Fe, Rupununi Utara, Guyana. Perkembagan laporan masih terus dibuat, sementara tim GDF menuju ke daerah tersebut untuk menyelidiki lebih jauh.
Dua minggu yang lalu, GDF memang melaporkan bahwa mereka menemukan sebuah landasan terbang yang baru saja dibuat. Selain itu, tentara mengatakan bahwa ada 12 kamp yang ditinggalkan, beberapa galian parit, dan satu gallon bahan bakar aviasi, di antara barang-barang lain yang juga ditemukan di sekitarnya.
Tentara mengatakan bahwa temuan tersebut merupakan tantangan yang dihadapi oleh pasukan keamanan di pedalaman selama beberapa tahun terakhir. Selama ini, beberapa pesawat ilegal disita oleh negara. Pihak berwenang berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh.
Pada September tahun lalu, sebuah pesawat yang berasal dari Kolombia yang digunakan untuk mengangkut obat-obatan terlarang ditemukan di dekat desa Yupukari di wilayah Upper Essequibo-Upper Takutu. Laporan juga menunjukkan bahwa daerah di mana pesawat ditemukan berada di kawasan terkait perdagangan obat terlarang.
Ada juga laporan dimana masyarakat melihat bahwa pesawat yang ditinggalkan itu sebelumnya telah berkeliling kawasan tersebut dalam banyak kesempata. Pesawat yang memiliki nomor registrasi N767Z itu pertama kali dilihat pada 13 September 2016 oleh penduduk setempat. Artinya pesawat itu telah bolak-balik dari negara lain ke Guyana dan diduga mengangkut barang-barang terlarang.
Tim gabungan tentara dan polisi, termasuk Unit Anti Narkotika Bea Cukai dikirim ke lokasi untuk melakukan penyelidikan penuh. Diungkapkan oleh Menteri Negara, Joseph Harmon, bahwa nomor penerbangan berkode Amerika Serikat itu palsu, karena ada pesawat terbang lain di AS dengan nomor registrasi yang sama.
Guyana memang bermasalah dengan sindikat narkoba. Dalam banyak kasus, karena sindikat ini kaya, mereka tidak segan meninggalkan pesawat terbangnya jika memang terpaksa. Bisa jadi, ini disebabkan oleh ketiadaan bahan bakar, atau karena faktor teknis seperti mesin pesawat. Kadang cuaca atau kondisi bandara juga mempengaruhi, dimana sebuah pesawat tidak bisa take off.