Seorang pria yang diduga simpatisan ISIS ditangkap di Turki. Dia disinyalir berencana menjatuhkan jet milik AS. Cararanya dengan memanfaatkan pesawat tak berawak. Demikian keterangan yang disampaikan polisi Turki, hari Kamis 10 Agustus 2017.
Polisi Turki menahan menahan warga Rusia itu segera setelah mereka menemukan tanda-tanda awal, bahwa pria itu sedang merencanakan serangan teror terhadap pasukan AS yang beroperasi di pangkalan udara Incirlik. Pangkalan ini resmi digunakan oleh pasukan NATO.
Polisi Turki menangkap Renad Bakiev di Adana, Turki. Ini merupakan pola serangan baru yang barangkali akan populer dalam teror masa depan. Menggunakan pesawat tanpa awak atau drone kecil saja sudah cukup untuk menjatuhkan sebuah jet tempur maupun pesawat komersial. Apalagi, jika drone itu didesain khusus dengan membawa bahan-bahan yang mudah terbakar atau meledak. Begitu mesin pesawat menyedot drone, otomatis ledakan akan terjadi dan pesawat akan jatuh.
Angkatan Udara AS sendiri telah menggunakan pangkalan Incirilik sebagai pos untuk serangan udara melawan ISIS di Suriah dan Irak sejak tahun 2015. Petugas dilaporkan menangkap Renad Bakiev saat mereka mengintai pria itu mencari tempat di lokasi serangan yang direncanakannya.
Selama interogasinya, polisi mengatakan bahwa dia mengaku melakukan survei dasar untuk aksi tersebut. Bakiev juga bermaksud menyerang komunitas Alevi setempat di kota Adana, kata polisi. Alevis, yang dianggap ISIS sebagai bidah, termasuk cabang Syiah Islam dan merupakan kelompok agama terbesar di Turki setelah Sunni.
Bakiev meminta rekan sesama militan melalui aplikasi pesan Telegram, yang digunakan oleh simpatisan ISIS secara luas, untuk memberinya sekitar 600 poundsterling sehingga dia bisa membeli pesawat tak berawak. Gerilyawan ISIS sendiri telah menggunakan senjata tak berawak untuk membunuh di Irak dan Suriah.
ISIS juga diketahui mengubah pesawat komersial untuk membawa bahan peledak kecil dan melakukan serangan. Mereka menggunakan taktik ini secara luas dalam pertempuran baru-baru ini untuk Mosul. Damien Spleeters, seorang penyelidik lapangan untuk Penelitian Senjata Konflik, mengatakan bahwa nampaknya ISIS menggunakan pesawat tak berawak ini untuk menjatuhkan mental pasukan Irak. “Mungkin mereka menargetkan basis operasi Irak ke depan di mana tentara Irak biasa berkumpul, dan mendapat perhatian dengan menyebarkan teror dengan cara yang tampaknya inovatif,” kata Spleeters.
Para pejabat intelejen sendiri telah memperingatkan bahwa ISIS dapat mencoba untuk menyesuaikan taktik mematikan yang digunakan di luar Irak dan Suriah, termasuk Inggris. ISIS sudah biasa memakai drone untuk menjatuhkan granat dalam pertempuran di Mosul
“Jika mereka menggunakannya di sana, sebenarnya mereka mungkin lebih mudah menggunakannya di sini karena Anda bisa membuatnya lebih mudah,” kata Admiral Lord West, seorang pejabat militer Inggris.
“Daesh itu seperti air di puncak sebuah bangunan, ia menyebar dan mencoba menemukan celah kecil yang bisa ditembusnya. Ini akan menjadi salah satu celah kecil yang dilihatnya. Saya pikir, akan sangat bodoh bagi kita untuk tidak melihat ke pertahanan kita tentang taktik ini,” tambah West.