Setelah Bandara Internasional Oslo memperoleh sertifikat hijau sebagai yang pertama, banyak pengelola bandara di dunia meniru semangat yang sama. Selain Oslo di Norwegia, operator bandara Finavia di Finlandia juga mulai bertindak dalam isu lingkungan. Perusahaan yang mengelola 21 bandara di seluruh kawasan itu, memiliki program ambisius untuk menjadi karbon netral pada tahun 2020.
Bandara Helsinki-Vantaa, jaringan bandara yang dikelola oleh Finavia, sebenarnya bisa mencapai tujuan lebih ramah lingkungan pada awal tahun ini. Proyek ambisiusnya adalah sebuah pembangkit tenaga surya besar yang berada di bandara mulai memproduksi energi. Bus bandara dan kendaraan lain juga akan beralih ke bahan bakar yang dapat diperbaharui atau tenaga listrik dan operator bandara berencana untuk menggunakan skema kompensasi karbon berbasis pasar.
Bandara lain juga mengikuti jejak bandara internasional Oslo.
Mahesh Ramanujam, Presiden dan CEO US Green Building Council (USGBC), organisasi yang mengeluarkan sertifikasi LEED, menyoroti terminal 3 di bandara Indira Gandhi, Delhi dan Bandara Ekologi di Galapagos sebagai contoh fasilitas yang telah mendapatkan sertifikasi emas.
Di bandara Delhi, energi dan air dilestarikan dengan memaksimalkan cahaya alami, memanen curah hujan, memasang pembangkit tenaga surya dan instalasi pengolahan limbah, Mereka juga memiliki sistem manajemen bangunan terpadu untuk mengoptimalkan operasi. Di Galapagos, lokasi yang sangat sensitif terhadap lingkungan, bandara membangun 75% infrastrukturnya dari bahan daur ulang. Bandara ini menggunakan pabrik desalinasi sendiri untuk produksi air tawar dan hampir 100% didukung oleh energi angin dan matahari.
“Bandara membutuhkan lahan yang luas, dan bangunan ini merupakan hub dari penggunaan energi, penggunaan air, limbah dan emisi, jadi ketika kita berbicara tentang keberlanjutan dan bandara, kita tidak hanya berbicara tentang lingkungan. Kita juga membicarakan manfaat finansial dan kesehatan manusia yang signifikan terkait penghijauan ini, “jelas Ramanujam.
“Sampai saat ini sebagian besar inisiatif lingkungan di industri bandara berkisar dua isu utama: emisi dan kebisingan. Tentu saja ini tetap menjadi prioritas utama, namun yang kita lihat sekarang lebih holistik. Pendekatan dimana operator bandara melihat efisiensi energi dari terminal, pengelolaan limbah dan air dan segudang aspek lainnya, ” kata Suau-Sanchez, direktur program Perencanaan dan Manajemen Bandara di Universitas Cranfield, Inggris.
Kita sedang menunggu penggunaan massal untuk kereta listrik, mobil listrik, penggunaan bahan bakar biofuel, pengurangan gas rumah kaca, pemilahan sampah, produksi listrik dari alam, dan sederet program ramah lingkungan lain. Industri penerbangan pun tidak mau ketinggalan. Kelak kita akan menemukan lebih banyak bandara di dunia yang begitu ramah lingkungan, dan kita menyadari bahwa ternyata ramah lingkungan itu juga nyaman dan aman.