Sejumlah penumpang menelepon nomor darurat 911 pada Senin, 31 Juli 2017 lalu setelah tidak diizinkan untuk keluar dari pesawat yang tertunda terbag dan berada di landas pacu selama enam jam. Faktor cuaca buruk memaksa penerbangan Air Transat dari Brussels, Belgia yang seharusnya terbang menuju Montreal, dialihkan dalam pendaratan darurat di Bandara Internasional Ottawa. Tidak hanya satu, ada beberapa pesawat lain yang juga bernasib sama di tempat itu.
Setelah emmpat jam menunggu di landas pacu, rupanya sebagian penumpang mulai tidak sabar. Beberapa menelepon ke nomor darurat 911 dan mengklaim bahwa mereka masih berada di atas pesawat. Buruknya, para penumpang ini dipaksa untuk tetap berada di dalam pesawat tanpa AC dan hanya ada sedikit air.
“Anda tidak bisa memaksa lebih dari 300 orang di pesawat tanpa AC, kehabisan makanan, kehabisan air, Anda tidak bisa melakukannya saat udara begitu panas, itu tidak benar,” kata salah satu penumpang, Laura Mah kepada media.
Video yang direkam oleh penumpang di pesawat menangkap bagaimana para penumpang ngotot selama enam jam agar bisa meninggalkan pesawat yang kian terasa pengap dan gelap gulita. Penyebab kenapa penumpang tidak boleh keluar pesawat belum jelas, karena maskapai dan bandara tersebut telah mengeluarkan pernyataan yang bertentangan mengenai kejadian tersebut.
Dalam sebuah pernyataan kepada media, Air Transat mengatakan bahwa hampir 30 penerbangan dialihkan ke Bandara Internasional Ottawa karena cuaca. Hal ini menyebabkan lonjakan lalu lintas udara yang tak terduga, yang berarti bandara tersebut tidak dapat memberi awak pesawat lampu hijau kepada pesawat yang hendak take off. Mereka juga tidak memiliki kesempatan untuk mengisi air minum yang telah kosong di pesawat.
Dalam peristiwa ini memang ada sekitar 20 penerbangan, 15 di antaranya berasal dari destinasi internasional, dengan total hampir 5.000 penumpang telah dialihkan ke Bandara Internasional Ottawa.
Mobil ambulans memang kemudian meluncur dan tiba di landas pacu pesawat. Namun, Air Transat mengatakan bahwa mereka telah membagikan air kemasan dan merawat penumpang yang sakit. Pihak bandara sendiri mengatakan, manajemen Air Transat menyatakan tidak memerlukan bantuan.
“Kami memiliki sebuah gate yang tersedia dan tangga udara juga siap jika maskapai memutuskan untuk deplane. Kami juga memiliki bus di landasan yang siap mengantar penumpang ke terminal, bus ini memang disediakan otoritas bandara khusus untuk situasi seperti ini. Namun, tidak ada permintaan ketika insiden ini berlangsug,” kata juru bicara bandara.
Pihak bandara juga menegaskan, bahwa Air Transat tidak transparan dan akuntabel dalam hal informasi mengenai penerbangan mereka yang dialihkan. Sementara di sisi lain, maskapai itu bersikeras bahwa mereka tidak bisa disalahkan. “Kami akan melanjutkan penyelidikan kami dan kembali dengan fakta sesegera mungkin. Bagaimanapun, penumpang kami mengalami ketidaknyamanan dan karena itu kami sangat menyesal dan meminta maaf secara tulus,” kata juru bicara maskapai.