Simon, yang diperkirakan akan tumbuh menjadi kelinci terpanjang di dunia, ditemukan tewas setelah terbang menggunakan United Airlines dari London ke Chicago pada April 2017. Kini pemiliknya mengajukan tuntutan hukum terhadap United, dengan tuduhan bahwa maskapai tersebut telah mengkremasi kelinci itu untuk menghancurkan bukti tentang bagaimana dia meninggal.
Pemilik hewan peliharaan itu, mantan model Playboy, Annette Edwards mengatakan bahwa kelinci malang itu diperiksa dokter hewan sebelumnya. Dokter menyatakan, Simon memiliki kesehatan yang sangat baik sebelum terbang. Rencananya dia akan ke AS untuk menemui pemilik barunya, yang juga seorang selebriti. Eh, belum sempat serah terima, malah ada laporan bahwa Simon ditemukan tewas.
United Airlines mengatakan bahwa kelinci itu masih hidup saat mendarat, namun meninggal di sebuah fasilitas penampungan hewan peliharaan di bandara. Maskapai ini juga menyatakan, bahwa mereka sedang meninjau kematian misterius Simon. Namun peninjauan tersebut diduga tidak akan dilakukan, karena media AS melaporkan bahwa pemilik Simon meminta penyelidikan independen Mei lalu.
Dalam gugatan tersebut, Annette menuduh United mengkremasi kelincinya. Dia yakin, maskapai tersebut melakukannya untuk menyingkirkan bukti tentang apa yang membunuh Simon. Langkah ini juga dinilai mengejutkan, karena justru maskapai itu yang berinisiatif melakukan tindakan atas jenazah kelinci, dan tidak diserahkan atau setidaknya dikoordinasikan dengan pemiliknya.
USA Today melaporkan bahwa pengacara yang mewakili pemilik Simon menganggap kematian tersebut merupakan masalah yang besar dalam metode pengangkutan hewan di United. Data menunjukkan, lebih dari sepertiga dari semua kematian hewan peliharaan ketika terbang dalam lima tahun terakhir, terjadi pada penerbangan United. Pada bulan April itu saja, ketika Simon mati, ada 136 kematian hewan di dunia penerbangan AS dan 53 diantaranya terjadi di United Airlines.
United mencatat angka pengangkutan hewan peliharaan yang cukup besar, yaitu 109.149 ekor pada 2016 saja. Ada sekitar 2,1 insiden cedera atau kematian per 10.000 hewan di perusahaan penerbangan ini tahun lalu.
Saat Simon ditemukan mati, United sudah menyampaikan belasungkawa. “Keselamatan dan kesejahteraan semua hewan yang bepergian adalah hal yang sangat penting bagi United Airlines dan tim PetSafe kami,” kata juru bicara maskapai ini.
Sementara, pengacara berpendapat berbeda. “Fakta menunjukkan pola perlakuan yang salah terhadap hewan peliharaan oleh United Airlines dan penutupan kasus oleh United terkait kematian Simon,” kata Guy Cook, pengacara dari Des Moines yang mewakili pemilik kelinci itu.
Simon dibeli pada April 2017 oleh nama Mark Oman, Steve Bruere dan Duke Reichardt, tiga pengusaha asal Iowa. Simon diharapkan bisa tampil di Iowa State Fair dan mengumpulkan dana untuk Blue Ribbon Foundation.
Tuntutan hukum tersebut dilakukan untuk menutup biaya pembelian dan pengangkutan kelinci dari Inggris, dan juga hukuman ganti rugi untuk menghukum maskapai tersebut atas tindakannya.
Ayah kelinci Simon, yang bernama Darius, adalah kelinci terpanjang di dunia pada 2010.