Banyak sisi yang tidak kita ketahui dari pekerjaan pramugari. Namun, misteri semacam itu selalu saja menarik. Kita melihatnya bekerja, mereka melayani dengan baik sepanjang penerbangan. Tetapi kita masih saja bertanya-tanya, bagaimana kehidupan mereka sebenarnya.
Untuk membantu menjawab sebagian misteri tentang para pramugari ini, situs stuff.co.nz meminta mereka untuk berbagi cerita. Sekitar 60 pramugari dari berbagai maskapai terkemuka dunia mau berbagi jawaban. Seluruh identitas pramugari ini dirahasikan oleh pengelola situs, tetapi validitasnya terjamin.
Pengakuan pertama para pramugari maskapai besar ini adalah bahwa mereka hanya dibayar untuk jam terbang. Jadi, misalnya, tugas mereka sebenarnya bisa 12 jam, tapi hanya dibayar enam jam kerja. Mereka tidak dibayar untuk proses boarding atau deplaning.
Para pramugari juga mengatakan bahwa pengeluaran mereka sangat besar. Mereka harus tinggal di dua apartemen sesuai rute pekerjaan. Mereka juga butuh banyak biaya taksi yang membawa mereka ke dan dari bandara, ongkos makan di jalan, seragam, koper, tip untuk supir, dan uang kecil jika ingin pergi keluar. Selama lima tahun pertama bekerja, para pramugari mengaku tidak punya cukup uang. Kadang mereka harus tinggal bersama lima sampai 10 teman dalam satu kamar.
Tapi, di sisi yang lain, pramugari mengaku bisa mencari nafkah dengan baik. “Anda tidak akan pernah menjadi kaya sebagai pramugari, tapi Anda bisa mengendalikan seberapa banyak Anda memperoleh uang,” kata seorang pramugari.
Para pramugari juga menekankan bahwa tugas utama mereka adalah soal keselamatan dan keamanan. Ada sekitar 300 aturan yang mereka ikuti untuk ini. Soal hati, kebanyakan pramugari mengaku sebenarnya agak kesepian. Mereka harus menghabiskan waktu berjam-jam sendirian di hotel dan bandara. Jika mereka bertugas dalam daftar cadangan, mereka bisa menghabiskan waktu hingga enam hari tanpa terbang tetapi juga tidak bisa pergi kemana-mana karena sewaktu-waktu bisa dipanggil bekerja.
Mereka juga tidak mau diremehkan. Banyak hal mungkin terjadi di ketinggian 37.000 kaki di udara. Para pramugari harus siap untuk setiap keadaan. “Kami lebih dari sekadar awak kabin yang membagikan minuman coke, tapi sayangnya itulah yang dilihat para penumpang, terutama jika mereka terbang di ute domestik,” ujar seorang pramugari.
Mereka mengaku bisa membantu mengatasi ancaman bom, namun sekaligus juga tahu bagaimana harus bertindak jika ada penumpang yang akan melahirkan bayi di tengah penerbangan. “Kami benar-benar terlatih untuk menyelamatkan hidup Anda di pesawat, bukan hanya untuk menyajikan jus tomat kepada Anda. Pelatihan itu tidak bisa dijelaskan. Bisa diibaratkan seperti proses melahirka, Anda tidak bisa mengerti betapa sulitnya sampai Anda mengalaminya,” tambah seorang pramugari yang lain.
Pramugari juga harus bisa menangani hewan peliharaan penumpang, seperti ular yang lepas di kabin dalam penerbangan di Alaska.
Beberapa maskapai memiliki aturan ketat untuk penampilan fisik kru kabin mereka. Ada pramugari yang mengaku bahwa jerawat atau pilek bisa membuat mereka tidak dipanggil bertugas selama beberapa minggu.
Soal kesehatan, para pramugari mengaku problem mereka kompleks. Salah satu yang bekerja di penerbangan internasional mengatakan bahwa masalah kesehatan di antara pramugari antara lain adalah batu ginjal, gangguan pendengaran, depresi, kurang tidur, cedera regangan berulang dan masalah pencernaan.
Pekerjaan ini juga bisa menimbulkan masalah dalam keluarga. “Jika Anda ingin menghabiskan liburan bersama keluarga, pekerjaan ini bukan untuk Anda. Jika Anda ingin setiap akhir pekan bersama pasangan Anda, pekerjaan ini bukan untuk Anda. Jika Anda ingin berada di rumah bersama keluarga setiap malam, pekerjaan ini bukan untuk Anda,” tambah pramugari yang lain.
Pekerjaan pramugari juga membutuhkan kekuatan fisik. Rak makanan yang mereka dorong setiap kali terbang itu berat sekali.
Ada alasan pramugari adalah orang yang paling eksentrik, unik, dan murah hati yang pernah Anda temui. Mereka dilatih untuk ramah kepada setiap jenis orang. Mereka selalu bertemu pribadi yang berbeda, dan bertugas membantu mereka apapun yang terjadi.
Apapun yang terjadi termasuk menangani penumpang yang mabuk akibat minuman keras dan berbuat onar. Pramugari harus bisa menenangkan, atau tidak memaksanya tenang seperti dengan mengikat penumpang ke kursi. Seperti yang pernah terjadi pada seorang penumpang yang terbang dari Islandia ke AS. Gara-gara minum sebotol minuman keras, dia mabuk dan mengacau.
Meski berat, sebagian besar pramugari mengaku tidak akan meninggalkan pekerjaan ini. Bagi mereka yang sudah memutuskan untuk menyukai jenis pekerjaan ini, maka akan menjadi karir seumur hidup. Pilihan itu, menurut mereka, akan terlihat di tahun pertama berkarir sebagai pramugari.