Sejak sekitar tahun 1920-an, sektor pertanian di Amerika Serikat mulai menggunakan pesawat terbang kecil untuk mendukung operasionalnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi langkah ini. Pertama, adalah karena ada cukup suplai pesawat perang ukuran kecil. Pesawat ini diproduksi untuk keperluan perang, tetapi tidak jadi digunakan. Kita harus ingat, bahwa Amerika cenderung netral dan menarik diri dari keterlibatan dalam Perang Dunia I.
Faktor kedua adalah karena lahan pertanian yang begitu luas kian tidak dapat diolah hanya dengan mesin yang ada. Padahal, sektor pertanian sangat ketat dengan pemakaian tenaga kerja untuk mengejar keuntungan lebih besar. Pesawat-pesawat ini membantu petani dalam mengolah lahan, utamanya dalam proses penyiraman dan penyemprotan tanaman. Hingga tahun 1940-an, terus dilakukan penyempurnaan teknologi pesawat pertanian yang mendukung peningkatan produk sektor ini secara signifikan di Amerika Serikat.
Pesawat terbang yang telah dikonversi untuk penggunaan pertanian sering disebut sebagai crop dusters atau top dressers. Pesawat pertanian secara menggunakan sayap tetap atau fixed wings. Ada beberapa yang sangat populer di kalangan petani seperti Air Tractor, Cessna Ag-wagon, Gippsland GA200, Grumman Ag Cat, PZL-106 KRUK, M-18 Dromader, PAC Fletcher, Piper PA-36 Pawnee Brave, Embraer EMB 202 Ipanema, dan Rockwell Thrush Commander. Ada sejumlah petani yang juga memanfaatkan helicopter, tetapi jumlahnya tidak dominan. Umumnya pesawat pertanian memiliki mesin piston atau turboprop, sejauh ini satu-satunya yang diketahui memakai mesin jet hanya PZL M-15 Belphegor Polandia.
Melihat sejarahnya, pada 1920 di Amerika Serikat pesawat pertanian pertama yang banyak digunakan adalah De Havilland Tiger Moth dan Stearman. Perkembangan produk insektisida dan fungisida sekitar 20 tahun setelah itu mendorong inovasi lebih jauh lagi. Tidak hanya Amerika Serikat, Selandia Baru juga mulai memperkenalkan pesawat ke kalangan petani.
Di AS dan Eropa, pesawat pertanian biasanya berukuran kecil, sederhana, mesinnya kasar tetapi kuat. Sebagian besar memiliki sistem penyemprotan yang melekat pada ujung sayap dengan pompa yang didorong turbin angin. Di negara-negara dengan lahan pertanian lebih besar, seperti Selandia Baru dan Australia, pesawat yang digunakan seringnya lebih besar dan lebih kuat. Pesawat lebih besar ini bertenaga turboprop seperti PAC Cresco, tipe bermesin ganda seperti Lockheed Lodestar dan WSK-Mielec M-15 Belphegor. Sedangkan di negara yang melihat pesawat kecil tidak ekonomis, jenis besar seperti Antonov An-2 dan De Havilland Canada DHC-2 Beaver lebih dipilih.
Teknologinya cenderung sederhana dan kasar untuk ukuran industri pesawat terbang. Kadang turbin udara digunakan sebagai sumber daya tambahan untuk mesin pemompa. Untuk mengurangi bahan terbuang sia-sia, pilot biasanya terbang tepat di atas tanaman. Rata-rata pesawat ini hanya memiliki satu kursi untuk pilot. Tetapi kini ada pula yang menambahkan satu kursi di belakang untuk membantu pilot utama mengkoordinasikan aksi penyemprotan itu sendiri.
Flightzona akan memuat seri pesawat pertanian. Ikuti terus di situs ini untuk memastikan Anda tidak tertinggal kisah-kisah penerbangan bagi para petani sekaligus pilot ini.