William (Bill) Sachs Goldman, keturunan keluarga terkemuka Yahudi di San Francisco meninggal dalam kecelakaan pesawat pribadi pada 13 Juli 2017. Bill adalah juga anggota dewan New Israel Fund, cucu dermawan Yahudi Richard Goldman dan cucu jauh dari pendiri perusahaan jins terkenal Levi Strauss.
Bill Goldman yang berusia 38 sedang mengendarai pesawat bermesin tunggal Cirrus SR22 dan jatuh sesaat setelah lepas landas dari bandara di Sonoma, California. Kedua anak dan pengasuhnya yang duduk di kursi penumpang masih dalam perawatan di rumah sakit. Kakek dan neneknya mendirikan Goldman Environmental Prize, yang sering disebut sebagai Nobel Hijau.
Bill Goldman bekerja sebagai asisten profesor di studi internasional University of San Francisco. Dia adalah ahli dalam sejarah Spanyol modern awal, kebijakan luar negeri dan pemikiran politik. Ia mendapatkan gelar master dan doktoralnya dalam sejarah di University of California, Berkeley, dan gelar sarjana dalam bidang sejarah di Yale.
Sejauh ini, penyidik dari FAA dan NTSB yang tiba di lokasi kecelakaan Jumat, 14 Juli 2017 telah memeriksa bangka pesawat Cirrus SR22. Deskripsi awal dari para saksi menyatakan, kemungkinan besar pesawat mengalami kegagalan mesin sesaat setelah lepas landas dari Sonoma Skypark. “Saat mesin berhenti, pesawat itu menjadi glider dan terlihat sangat seimbang. Saya berharap ketika itu, mereka bisa mendarat di lapangan rumput itu,” kata manajer bandara, Ron Price.
Namun, untuk alasan yang tidak diketahui, pilot Bill Goldman telah menarik tuas parasut yang dirancang untuk menyelamatkan pesawat dalam keadaan mati mesin. Pada akhir Juni lalu juga di Amerika, seorang pilot pesawat sejenis menarik tuas yang sama, dan dia berhasil selamat. Sayangnya, dalam kasus Bill Goldman ini, upaya tersebut tidak berhasil. Kemungkinan karena ketinggian pesawat hanya sekitar 300 kaki saja. “Parasut membutuhkan ketinggian sekitar seribu kaki untuk bisa efektif, dan itu hanya jika Anda beruntung,” kata pengacara penerbangan dari San Rafael, Lou Franecke.
Franecke mengisyaratkan, jenis pesawat ini memang memiliki cacat. Menurutnya, masalah dengan Cirrus adalah karakteristik aerodinamis yang tidak begitu baik.
Cirrus Aircraft Company memang memasang parasut built-in di dalam pesawat. Dalam pernyataannya, perusahaan ini merilis data bahwa sistem parasut Cirrus secara keseluruhan telah diluncurkan 72 kali selama 18 tahun terakhir. Dari jumlah upaya itu, 148 nyawa dapat diselamatjan.
Tapi seperti ditunjukkan video milik penjaga pantai setempat, dalam kasus Bill Goldman parasut tidak terbuka dalam waktu cukup cepat. Dibutuhkan beberapa detik agar tali pengikat tertarik kuat, parasut terisi udara, dan agar pesawat stabil. Para saksi mengatakan, pesawat mendarat hidungnya terlebih dahulu. Muncul pertanyaan, apakah parasut tidak dapat berfungsi pada ketinggian rendah. Sementara produsennya mengklaim, bahwa sistem itu bisa bekerja di ketinggian 400 kaki. Bill Goldman terbang sekitar 100 kaki lebih rendah dari ketinggian itu.