Hidup kadang memang misteri. Termasuk tentu saja kematian orang-orang terdekat. Begitu juga degan Satya Piccioni, seorang warga Amerika Serikat yang sedang mengambil program master komunikasi di Royal Melbourne Institute of Technology.
Begitu selesai kuliah, Piccioni hendak pulang untuk berkumpul kembali dengan orang tuanya. Kejutan pertama dia terima di Bandara di Washington DC. Tengok kanan-kiri, dia tidak melihat ibunya yang berjanji akan menjemput begitu turun pesawat. Dia mengirim pesan melalui HP namun tidak ada jawaban. Justru setelah beberapa saat, yang dia lihat adalah ayahnya, yang sebenarnya sudah bercerai dan hidup terpisah dengan ibunya. “Di kejauhan aku melihat ayahku. Dia menyuruhku duduk dan mengatakan sesuatu yang tidak mau aku dengar. Itu adalah hari terburuk dalam hidupku,” kata Piccioni.
Rupanya, sang ibu meninggal pagi hari ketika Satya tiba di bandara itu. Hanya beberapa saat sebelum mereka bertemu. Tentu saja, ini adalah pukulan yang sangat menyakitkan bagi gadis cantik tersebut. Belum selesai disitu, setelah sampai rumah, Piccioni mendapati kenyataan, bahwa jenazah ibunya harus dikuburkan di tanah kelahirannya, dia kota kecil bernama Rieti, di Italia.
Kenangan Piccioni dan adik-adiknya bersama ibunya terakhir adalah sebuah foto ketika sang ibu hadir dalam wisuda gadis itu di Melbourne.
Setelah mengurus ini-itu sebagai persiapan pemakaman, Piccioni mulai mengorganisir pengiriman jenazah ibunya ke Reiti. Rencananya adalah menggunakan penerbangan dari Washington DC ke Montreal, Kanada, kemudian dilanjutkan dengan penerbangan penghubung ke Roma. Ini adalah Rute yang menurut Piccioni yang tercepat.
Ketiga adik dan ayah Piccioni memutuskan untuk tidak menghadiri pemakaman di Italia karena mereka bersiap untuk pindah ke Mozambik. Ayah Piccioni mendapatkan pekerjaan baru disana dan sudah dijadwalkan untuk pindah. Piccioni mewakili mereka semua dalam prosesi di Reiti.
Jika semua berjalan sesuai rencana, Piccioni akan tiba di Italia enam jam sebelum pemakaman. Tapi pada hari dimana dia harus terbang, Air Canada tidak pernah meninggalkan landas pacu alias ngetem di bandara. “Pesawat itu tertunda selama beberapa jam. Saya tidak diizinkan untuk meminta gantui penerbangan. Saya sudah berbicara dengan semua petugas yang ada namun tetap tidak memperoleh penerbangan pengganti. Padahal saya sudah menjelaskan semua keadaan ini,” kata Piccioni
Jenazah ibunya akhirya terbang sendiri melalui pesawat kargo sampai ke Italia. Bahkan ketika ibunya sudah sampai ke kota kelahirannya, Piccioni belum meninggalkan Washington DC. Dia marah dengan semua keterlambatan penerbangan itu, dan mengajukan komplain resmi Air Canada. Namun hingga saat ini belum ada jawaban resmi. Akhirnya ibu Piccioni dikuburkan oleh warga kota Reiti, Italia, tanpa kehadiran salah satu anggota keluarganya.
Ibu Piccioni,yang bernama Lucia Grenna adalah tokoh terkemuka dalam perang global melawan perubahan iklim. Dia adalah pendiri Connect4Climate pada tahun 2011. Dia sering tempil dengan tokoh-tokoh dunia termasuk para artis Amerika Serikat dalam program-program mencegah pemanasan global. Tidak mengherankan, apabila masyarakat Reiti sangat menghormatinya. Dia dihadirkan dalam dalam sebuah pemakaman publik di Reiti pada hari 1 Juli 2017 di Cattedrale di Santa Maria Assunta. Ada banyak warga yang mengantar kepergiannya. Tetapi tidak ada satupun keluarganya yang datang gara-gara pesawat yang gagal terbang.