Sejumlah maskapai dari Timur Tengah mengalami gangguan operasional yang disebabkan oleh pembatasan perjalanan dari pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini. Banyak analisa menyatakan, dampak buruk yang timbul serupa dengan apa yang terjadi setelah peristiwa 9/11 pada 2001 lalu. Namun, Presiden maskapai penerbangan Emirates, Tim Clark mengungkapkan, permintaan pasar perlahan mulai pulih.
Clark mengatakan bahwa maskapai tersebut sangat terpengaruh oleh pembatasan perangkat elektronik pribadi yang diberlakukan pada penerbangan ke AS, dan juga larangan sementara untuk melakukan perjalanan dari negara mayoritas Muslim. “Melihat ke belakang, saya tidak tahu apakah yang menimpa kita begitu buruk selain 9/11 dan peristiwa sejenis lainnya,” katanya.
Tapi Clark meyakinkan bahwa pasar mereka pelahan kembali. Emirates telah mengaktifkan penerbangan ke Orlando setiap hari, dan kemungkinan akan menyusul Bostons dan Seattles.
Dampak langsung dari semua ini, memaksa operator Dubai untuk sementara mengistirahatkan 13 pesawat. Clark mengatakan sekitar delapan pesawat akan segera dialihkan operasionalnya, sebagian besar ke Afrika di mana frekuensi penerbangan cukup baik seperti tujuan Abuja dan Lagos. “Saat ini saya memiliki sekitar lima Boeing 777 di lapangan, yang kami pakai untuk mengaktifkan kembali layanan lain seperti charter untuk keperluan ibadah haji dan umrah,” ujar Clark.
Emirates telah menyatakan, mereka memiliki sejarah layanan terbaik selama 31 tahun dengan bisnis yang sangat bagus. Apa yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan ini, menurut mereka, berada di luar kendali .