Varian sipil terakhir dari C-130J Hercules meninggalkan fasilitas produksi Marietta di Georgia untuk penerbangan perdana oleh pilot ujinya pada 25 Mei 2017. Pesawat digambarkan ‘tanpa cela’.
Tonggak sejarah ini mengikuti peluncuran pada bulan Februari dan membuka jalan bagi kampanye uji terbang dan sertifikasi Federal Aviation Administration (FAA).
Lockheed Martin telah meluncurkan kapabilitas misi ke 17 yang telah dikembangkannya untuk C-130J memperluas pasarnya dalam menghadapi penyusutan anggaran pertahanan global pada umumnya, dan anggaran Pentagon pada khususnya.
Seperti varian L-100 sebelumnya dari Hercules yang dibangun antara tahun 1964 dan 1992 demgam 115 pesawat terual, LM-100J diperuntukkan bagi berbagai aplikasi sipil seperti transportasi kargo besar, dispersi minyak / semprotan udara, eksplorasi minyak dan gas; operasi penambangan logistic, pemadam kebakaran udara; pengiriman udara, medevac / ambulans udara, operasi bantuan kemanusiaan, transportasi personil; operasi lapangan keras serta SAR.
Meskipun disebut sebagai platform komersial, LM-100J juga ditargetkan pada pengguna pemerintah dan militer yang mungkin tidak memerlukan fitur C-130J yang lebih canggih dan lebih mahal.
Sebagai contoh, komunikasi yang aman dan peralatan perang elektronik, rak, dan kabel semuanya dieliminasi dalam pesawat udara sipil ini. Serta mengurangi biaya pengadaan. Lockheed Martin sebelumnya memperkirakan harga pesawat sekitar US$60 juta hingga US$70 juta untuk LM-130J. Sementara untuk C-130J sekitar US$100 juta.
Pesawat ini juga lebih ringan dan lebih hemat bahan bakar serta biaya pemeliharaan. Pelanggan militer yang telah mengakuisisi L-100 termasuk Argentina, Ekuador, Gabon, Indonesia, Libya, Peru, Filipina, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.