Berikut ini sejumlah fakta-fakta seputar pesawat komersial terbesar di dunia Airbus A380 yang patut Anda ketahui.
Berat maksimal take-off
Berat maksimal untuk takeoff A380 benar-benar menakjubkan, mencapai 544,3 ton. Coba bandingkan dengan Jumbo Jet terbesar sebelumnya yang berjuluk Ratu Udara, Boeing 747-400. Pesawat itu memiliki berat maksimum takeoff “hanya” 367,4 ton. Ini sama saja A380 punya kemampuan menahan berat hampir dua kali lipat dibanding 747. Ini sangat menakjubkan.
Cukup dua mesin saat taxi & landing
Saat proses taxi, mundur maupun landing, cukup dua mesin bagian dalam yang digunakan, sementara dua mesin terluar dalam kondisi nganggur.
Lebar sayap A380 ini begitu besar, sehingga mesin biasanya menggantung di atas bahu runway, tepat berada di atas rumput/kotoran di luar landasan pacu, terutama pada taxiway. Jika dua mesin terluar tetap nyala saat proses taxi atau mendarat, tentu bakal banyak kotoran tersembur oleh mesin.
Untungnya, cukup dengan 50% daya yang dihasilkan mesin terdalam, sudah lebih dari cukup untuk operasi taksi maupun landing.
Kamera video real time di kabin
A380 dilengkapi hiburan menarik di kabin. Terdapat sejumlah kamera yang ditempatkan di hidung, di atas ekor pesawat. Kamera itu terhubung dengan layar di depan tempat dudu penumpang. Dengan begitu, penumpang bisa melihat kondisi di luar pesawat dari tempat duduk bahkan bisa melihat apa yang dilihat oleh pilot.
Begitu besar hingga mengganggu sistem ILS
Pesawat ini selalu menerima prioritas clearance lepas landas karena ukurannya yag cukup besar bisa memblokir sinyal ILS. Sinyal ini sangat dibutuhkan untuk navigasi, terutama bagi pesawat berbadan sempit atau menengah untuk auto-landing.
Sangat senyap
Kondisi di kabin pesawat sangat senyap. Kesenyapan kabinnya saat kondisi mesin menyala sangat layak diacungi jempol.
Dinding di kabin utama tak melengkung
Dinding di kabin bagian atas (kabin utama) berkarakteristik vertikal. Padahal pada umumnya, dinding dek pesawat memiliki karakteristik melengkung mengikuti bentuk badan pesawat.
Desain papan peluncur darurat sangat mengesankan
Insinyur A380 merancang papan peluncur untuk mengevakuasi penumpang di dek atas dengan sangat mengesankan.
Ide papan peluncur di bagian dek atas tergolong baru. Belum lagi, insinyur harus memastikan papan luncur di dek atas tidak akan mengganggu evakuasi di dek bawah. Terutama untuk memenuhi waktu persyaratan maksimal evakuasi yakni mengeluarkan semua penumpang dalam 90 detik.
Tidak ada video on-board di baris exit
Jangan duduk di kursi baris pintu darurat jika Anda ingin menikmati pemandangan saat mendarat dan lepas landas di kamera onboard. Sebab,
layar video di kursi baris ini ada di sandaran tangan, bukan di kursi di depan. Anda tidak akan bisa menikmati pemandangan saat take off dan landing.
Airbus menggunakan ini semua pada A380
Airbus telah menjadi leading dalam industri aviasi yang menggunakan komposite pada badan pesawat A380. Kelebihan bahan ini adalah memangkas berat keseluruhan pesawat, sehingga bisa menekan konsumsi bahan bakar, meminimalkan emisi dan lebih irit ongkos operasional.
Sebagai informasi, sekitar 25% pesawat di dunia saat ini dibangun menggunakan bahan karbon komposit, 22% menggunakan karbon fiber yang diperkuat plastik dan 3% menggunakan GLARE (Fiber glass dilaminasi alumunium, yang mana digunakan dalam pesawat komersial pada masa awal penerbangan komersial).
Fakta lainnya:
- Banyak yang meyakini A380 adalah pesawat terbesar di dunia. Ternyata ia hanya pesawat terbesar untuk layanan penerbangan komersial berpenumpang. Pesawat cargo bikinan Rusia, Antonov An-225, lebih besar dibanding A380 dan hingga kini masih menjadi pesawat terbesar yang masih beroperasi.
- Sayap pesawat ini 54% lebih besar dibanding sayap milik Boeing 747.
- Lebih dari 3.600 liter cat dibutuhkan untuk mengecat eksterior pesawat ini.
- Jika semua rangkaian kabel A380 disambungkan, panjangnya mencapai 514 kilometer.
- A380 memiliki kapasitas 81.900 galon bahan bakar seberat 560 ton. Ia mengonsumsi bahan bakar 17% lebih sedikit dibanding pesawat berbadan lebar lainnya.