Maskapai Air China menangguhkan semua penerbangan dari Beijing ke Pyongyang, Korea Utara, hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Penutupan jalur ini disebut tidak terkait krisis nuklir di Semenanjung tersebut.
“[Manajemen] Air China sudah menyampaikan pernyataan bahwa [penangguhan] itu disesuaikan dengan bisnis dan pangsa pasar mereka,” kata juru bicara Kemenlu China di Beijing, Lu Kang Senin 17 April 2017.
Menurut dia, tidak hanya Air China, melainkan juga beberapa maskapai penerbangan lain di China dan maskapai penerbangan asing juga melakukan hal yang sama.
“Saya pikir penangguhan itu tidak perlu ditafsirkan secara berlebihan,” tegas Lu yang juga menolak anggapan bahwa penangguhan jadwal penerbangan tersebut berkaitan dengan situasi terkini di Korut setelah beberapa kali uji coba senjata nuklir yang memicu kecaman dari dunia internasional.
Sebelumnya pihak maskapai penerbangan milik pemerintah China tersebut dilaporkan telah menangguhkan beberapa jadwal penerbangan dari Beijing ke Ibu Kota Korut itu.
Namun mereka menyatakan bahwa penangguhan tersebut bukan berarti menghentikan seluruh kegiatan operasional penerbangan ke Pyongyang, melainkan hanya menangguhkan sementara karena permintaan tiket menurun.
Sejak 2008, Air China menerbangi rute tersebut setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Terkait krisis di Semenanjung Korea, Lu menyatakan bahwa pemerintah China sedang berupaya untuk mendorong denuklirisasi di Korut demi terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Meskipun demikian, pihaknya tetap menjaga hubungan baik yang berlangsung secara turun-temurun dengan Korut.
“Kami sudah berkali-kali mengatakan bahwa siuasi di Semenanjung Korea sekarang sangat rumit dan sensitif, bahkan berisiko tinggi. Kami meminta agar semua pihak tidak saling provokasi,” ujarnya.
Pihaknya juga menyambut positif peran Amerika Serikat yang juga sama-sama mendorong denuklirisasi di Korut.