Pada bulan Maret 2017 lalu, Presiden Donald Trump mengusulkan meningkatkan anggaran pertahanan Amerika sebesar US$ 54 miliar. Trump ingin Amerika untuk membangun lebih banyak kapal, pesawat, , kapal selam nuklir dan rudal nuklir lebih serta jet tempur F-35.
Tetapi ternyata, dalam jajak pendapat yang dilakukan tahun lalu oleh Voice of the People (VOP), mayoritas orang Amerika memilih untuk mengirim jet tempur F-35 yang diklaim fantastis itu ke penjual rongsokan alias dibunuh.
VOP melakukan jajak pendapat secara online antara 20 Desesember 2015, dan 1 Februari 2016. Survei melibatkan 7.126 pemilih yang terdaftar dalam “Citizen Kabinet” di delapan negara yang tersebar di seluruh negara bagian, VOP mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai anggaran pertahanan AS.
Jajak pendapat VOP menunjukkan bahwa orang Amerika umumnya mendukung pemotongan belanja pertahanan pada Angkatan Udara (US$ 2 miliar per tahun), Angkatan Darat (US$ 4 miliar), Angkatan Laut (US$ 2 miliar), senjata nuklir (US$ 3 miliar), dan pertahanan rudal (US$ 1 milyar).
Dari mereka yang disurvei, 54% ingin mengakhiri produksi F-35. Anti F-35 tersebar luas. Pemilih di delapan negara yang disurvei, mayoritas memilih untuk membunuh F-35. Bahkan di Texas, di mana F-35 dibangun di Fort Worth, 51% pemilih setuju F-35 harus dihentikan.
Hasil ini tidak lepas dari banyak pemberitaan negatif media tentang F-35. VOP menunjukkan, “Ada yang mengatakan F-35 memiliki banyak masalah desain, dan sudah jauh melebih anggaran, dengan overruns akan mungkin terus terjadi.”
F-35 seharusnya untuk mencapai “kemampuan operasional awal” (IOC) dan siap untuk setidaknya penggunaan terbatas dalam pertempuran tahun 2010. Bahkan, pada tahun 2015, hanya satu varian dari F-35 yakni F-35B telah mencapai IOC.
Angkatan Udara baru menetapkan F-35A dengan statusnya IOC pada 2016. Dan varian F-35C Angkatan Laut masih belum mencapaia tingkat ini.