Delegasi para sponsor Olimpiade musim dingin 2018 PyeongChang, Korea Selatan, dibuat terheran-heran ketika mendarat di bandara. Sebab, mereka mendarat di bandara internasional Pyongyang, Korea Utara, 400 kilometer dari tujuan seharusnya.
Situasi menjadi tegang ketika pesawat jet sewaan tersebut langsung dikelilingi aparat keamanan dengan lampu sorot menyilaukan mata. “Kami sangat terkejut,” salah seorang penumpang setelah akhirnya mendarat di bandara Yangyang, PyeongChang.
Rombongan ini terdiri atas para perwakilan sponsor Olimpiade dari seluruh dunia. Delapan orang itu sedang dalam tugas memantau persiapan Olimpiade sejak lima hari sebelumnya.
“Kami dihentikan di landasan pacu. Pilot menyampaikan telah terjadi kesalahan dan kami sangat khawatir,” ujar salah seorang penumpang yang tak mau disebutkan namanya. “Pilot meminta kami tenang. Namun, saat pintu pesawat dibuka kami melihat pasukan bersenjata mengepung.”
Seorang penumpang yang bisa berbahasa Korea berteriak dari pintu untuk memastikan pasukan keamanan bahwa mereka tak bersenjata. Lalu sebuah mobil hitam besar mendekat dengan lampu berwarna merah yang berkelap-kelip. Lalu, dua personel militer naik ke pesawat didampingi dua prajurit bersenjata.
Permintaan maaf pilot atas kesalahan pendaratan itu disampaikan dan para tentara tersebut hanya mengangguk. Penerjemah kemudian memberi penjelasan lebih lanjut kepada para tentara yang memeriksa paspor para penumpang.
Koper-koper penumpang dikosongkan dan para tentara itu banyak melakukan komunikasi lewat HT. “Kami menunggu dalam bus selama 15 menit dan tak tahu apa yang terjadi,” ujar salah seorang penumpang.
Situs berita-berita Olimpiade Around the Rings mengabarkan, para perwira militer kemudian naik ke atas bus sambil membawa sebuah koper yang terkunci. Mereka meminta koper itu dibuka, dan setelah dibuka di dalamnya terdapat puluhan pin Olimpiade musim dingin di PyeongChang.
Pemilik koper kemudian membuka bungkus pin Olimpiade dan memberikannya kepada sang perwira militer.
“Mereka berdua tersenyum dan kami pikir itu pertanda baik. Mereka lalu keluar dari dalam bus dan melakukan komunikasi,” ujar seorang anggota delegasi. “Kami tak memercayai keberuntungan ini saat mereka melambaikan tangan memerintahkan bus kembali ke pesawat.”
Sesaat kemudian pilot mendapat izin untuk berangkat dan seluruh penumpang bertepuk tangan saat pesawat akhirnya lepas landas. Pada Jumat 31 Maret sekitar pukul 17.00 pesawat itu mendarat di Korea Selatan, kurang dari 45 menit setelah meninggalkan Pyongyang.
Lalu apa sebenarnya yang membuat pesawat itu tersesat ke Korea Utara? Nampaknya nama kedua kota yang mirip PyeongChang dan Pyongyang yang menjadi musabab. Pilot memasukkan nama Pyongyang ke sistem pemandu pesawat sehari sebelum jet jenis Gulfstream itu berangkat dari Beijing, Tiongkok.