Sejumlah ilmuwan di BAE Systems dan Lembaga Penelitian City, University of London tengah melakukan penelitian terhadap burung elang yang diyakini akan menjadi dasar pengembangan pesawat generasi berikutnya.
Teknologi yang dikembangkan dari burung predator nini akan memberikan berkontribusi terhadap keselamatan udara, aerodinamika dan efisiensi bahan bakar dan bisa diterapkan dalam 20 tahun ke depan.
Para ilmuwan telah mengembangkan beberapa konsep serta penelitian bagaimana peregrine falcon, burung tercepat di dunia, mampu untuk tetap mengendalikan diri ketika terbang pada kecepatan hingga 200 mil per jam bahkan dalam angin kencang.
Teknologi yang dikembangkan meliputi ‘sensorik bulu’ yang merupakan ‘bulu’ 3D-printed polymer 3D yang akan bertindak seperti sensor pada tubuh pesawat terbang untuk menyediakan sistem peringatan dini.
Demikian pula, filamen polimer pasif lebih padat juga mungkin mampu mengubah aliran udara sangat dekat dengan permukaan pesawat yang bisa mengurangi ‘drag’ pada kulit pesawat. Drag aerodinamis akhirnya memperlambat pesawat dalam penerbangan.
Sebagaimana dilaporkan Business Cloud Inggris Kamis 23 Maret 2017, teknologi baru lain yang diciptakan terinspirasi oleh kemampuan elang untuk menstabilkan diri setelah menukik atau mendarat dengan mengacak-acak bulunya. Flaps kecil fleksibel pada pesawat terbang dapat memungkinkan sayap untuk manuver cepat dan mendarat n lebih aman pada kecepatan rendah.
Dengan menggunakan pendekatan ini juga bisa memungkinkan pesawat masa depan akan memiliki desain yang lebih kompak atau untuk membawa lebih banyak bahan bakar. Selain itu, penelitian sejauh ini telah menunjukkan bahwa flaps bisa mengurangi polusi suara pesawat.
Profesor Christoph Bruecker dari departemen Aeronautical Engineering City, mengatakan: “Elang pemburu adalah burung tercepat di dunia, mampu menyerang mangsa di sudut sangat curam dan kecepatan tinggi.
“Pekerjaan penelitian telah benar-benar menarik dan saya yakin itu akan memberikan beberapa inovasi nyata dan manfaat untuk sektor kedirgantaraan.”
Profesor Clyde Warsop, spesialis dalam Aerodinamika Flow Control di pesawat militer BAE Systems menambahkan: “Bekerja dengan Profesor Christoph Bruecker dan timnya di City, kami telah diselidiki bagaimana kita bisa menerapkan kemampuan unik dari elang pemburu untuk pesawat.
“Bio-inspirasi bukanlah konsep baru; banyak teknologi yang kita gunakan setiap hari semakin terinspirasi oleh hewan dan alam. “