Hewan ternak sapi dan kambing sampai saat ini masih berkeliaran di landasan pacu Bandara Alas Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh.
“Ini kan, bandara. Tetapi kenapa hewan bisa masuk?. Apa tidak ganggu keselamatan penerbangan?,” ucap warga setempat, Muis Maulana   di Aceh Tenggara, Senin 13 Maret 2017.
Padahal, menurutnya, keberadaan bandara perintis itu telah dipasang pagar dengan kawat berduri oleh pemerintah karena letaknya berbatasan langsung dengan ladang milik masyarakat.Bandara yang berlokasi di Desa Ngekeran Dua, Kecamatan Semadam, merupakan bandara perintis, dan memiliki landasan pacu sepanjang 1.627 meter dengan lebar 30 meter.
Pada tahun 2016, tercatat pesawat kecil milik maskapai Susi Air menerbangi rute perintis yakni Banda Aceh-Kutacane pergi pulang, dan Medan-Kutacane pergi pulang masing-masing dua kali dalam sepekan.
“Walau tahun ini Susi Air (penerbangan perintis) belum jelas, namun bukan berarti hewan ternak bebas masuk dan berkeliaran di dalam bandara,” terangnya.
Syafruddin Selian, warga lain mengaku, sejumlah fasilitas umum di bandara kebanggaan Suku Alas, penduduk asli di Kabupaten Aceh Tenggara, sudah mulai rusak.
Fasilitas di Bandara Alas Leuser seperti kamar mandi tidak lagi berfungsi, lalu ruangan keberangkatan dan kedatangan terkesan kumuh serta berantakan.
“Di taman bandara, kita disambut oleh rumput liar dan pintu pagar yang rusak. Ini terjadi karena kurang perhatian, sehingga perawatan bandara tidak diperhatian instansi terkait,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Aceh Tenggara, Muhamad Ali mengatakan, pengelolaan Bandara Alas Leuser telah dialihkan kepada Kementerian Perhubungan.
“Terhitung mulai tahun ini, Bandara Alas Leuser akan kita hibahkan ke kementerian [perhubungan] untuk pengelolaannya,” ucap Ali.
Ia mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan segala sesuatu termasuk administrasi terkait dengan proses hibah dari pemerintah daerah setempat kepada pemerintah pusat.
Dengan dihibahkan aset bandara sipil terdapat di Kutacane tersebut, maka nantinya Bandara Alas Leuser akan langsung dikelola oleh Direktorat Jenderal Udara Kementerian Perhubungan.
Pihaknya mengharapkan akses transportasi melalui udara dapat lebih dimaksimalkan lagi terlebih dengan kehadiran beberapa operator penerbangan komersial tujuan ke Kutacane.
“Rencananya, dalam waktu dekat ini. Jadi nanti bandara ini akan dikelola oleh kemenhub, agar lebih maju lagi,” tuturnya dilaporkan Antara.