Boeing 747 adalah salah satu pesawat paling besar di dunia sekaligus menjadi simbol Amerika. Tetapi saat ini, justru tinggal Iran yang mengoperasionalkan dalam varian KC-747, yakni pesawat yang dikonversi menjadi pesawat tanker udara.
Dia pun ditetapkan sebagai tanker terbesar di dunia mengalahkan beberapa pesawat tanker besar terbang di seluruh dunia, termasuk yang didasarkan pada DC-10, 767 dan IL-76 desain Rusia. Ironisnya, pesawat tinggal dimiliki Angkatan Udara Iran.
Inisiatif untuk melakukan evolusi Boeing 747 menjadi tanker-transportasi berat mulai muncul pertengahan 1960-an ketika USAF membutuhkan tanker jauh lebih besar daripada KC-135 Stratotanker yang didasarkan pada Boeing 707. Dari inisiatif ini kemudian muncul program Advanced Tanker-Cargo Aircraft (ATCA).
Pada pertengahan 1970-an, USAF menerima empat penawaran yang didasarkan pada DC-10, Lockheed L-1011, Lockheed C-5 dan Boeing 747. Dipilihlah dua finalis yakni DC-10 dan 747. C-5 tersingkir karena terlalu besar dan terlalu mahal untuk misi, sementara varian kargo dari L-1011 belum diproduksi lagi, jadi desainnya dianggap terlalu berisiko.
Boeing 747 yang pernah membangun dengan menguji “KC-747,” atau dikenal sebagai KC-25 di USAF, konfigurasi booming yang sangat erat meniru booming dan akhirnya digunakan di KC-135 Stratotanker. Pengujian terjadi dengan berbagai penerima, termasuk SR-71 Blackbird, dan KC-747 / KC-25 terbukti menjadi platform fantastis stabil dan mampu.
Dalam konfigurasi produksi akhir, KC-747 juga akan memiliki kemampuan pengisian bahan bakar udara sendiri dari pesawat lain seperti yang terlihat pada 747 berbasis E-4 airborne command post yang dimasukkan ke dalam layanan hampir bersamaan seperti pengembangan KC-25 .
Meskipun KC-747 bisa membawa kargo lebih besar dibanding KC-10, dan menawarkan lebih banyak bahan bakar untuk melewati ke pesawat lain (lebih banyak 100k lbs dibanding KC-135) dan daya tahan yang lebih besar tetapi KC-10 lebih murah baik dalam harga maupun biaya operasional.
Pada saat itu USAF memiliki prioritas moneter lebih tinggi dari ATCA dan potensi membeli lebih banyak airframes pada anggaran yang ditetapkan adalah menarik. Selain itu KC-10 memiliki beberapa fitur unik, salah satunya “fly-by-wire” sistem booming canggih, yang memiliki kemampuan jauh lebih besar daripada KC-747 konfigurasi awal.
Pada tahun 1977 KC-10 “Extender” dipilih oleh USAF untuk memenuhi kebutuhan tanker berat, dimana 60 contoh diproduksi, dengan sepasang sama dimodifikasi DC-10 yang dibeli oleh Angkatan Udara Kerajaan Belanda. Bertahun-tahun kemudian sepasang “KDC-10” juga akan diubah untuk digunakan oleh kontraktor komersial Omega dan Global Air Services.
Oh..sudah ada form komentarnya ya. Baguslah sebagi solusi formil lain. Tp agak telat momennya. Seharusnya kemarin waktu Jkgr rusuh. Mau nongkrong di Patga males, penghuninya sok intelek, gak bisa dibencandain. Apalagi stlh Patga di komersilkan.
Jujur, tiap malam saya buka blog militer cuma 3 yaitu: Jkgr, Jejak Tapak dan Indo militer.
[…] flightzona.com […]