Nasib pahit dialami 400 pramugari maskapai penerbangan Aeroflot. Maskapai Rusia ini dilaporkan melarang pramugari bertugas di rute internasional yang dianggap terlalu tua, gemuk, dan jelek.
“Manajemen mengatakan kepada kami bahwa hanya pramugari muda dan langsing yang akan bertugas melayani rute internasional Aeroflot,” kata Yevgenia Magurina, seorang pramugari.
Pramugari lain mengeluh karena bobotnya ditimbang sebelum bertugas oleh staf maskapai yang dulu pernah menjadi maskapai penerbangan terbesar di dunia itu.
Kondisi ini membuat sejumlah kru kabin berang dan menulis surat kepada Presiden Vladimir Putin untuk menyampaikan keluhan dan perlakuan buruk terhadap mereka.
Para kru kabin yang mengeluh ini mengatakan mereka dijuluki STS, singkatan dalam bahasa Rusia yang berarti tua, gemuk, dan jelek.
Akibat julukan STS itu, mereka tak diizinkan bertugas di rute internasional dan hanya ditugaskan di rute-rute domestik yang tak menyenangkan.
Magurina mengatakan, dia sudah bekerja untuk Aeroflot selama 15 tahun dan merupakan kru senior penerbangan internasional.
Namun, pada Agustus lalu, dia dipindahtugaskan ke rute dalam negeri karena menurut aturan baru, Magurina tak cukup langsing. “Kami semua difoto dan tubuh kami diukur, beberapa dari kami bahkan ditimbang,” tambah dia sebagaimana dilansir The Sun.
“Prosedur ini dilakukan di sebagai bagian dari rebranding perusahaan dan membuat seragam baru bagi staf,” lanjut dia.
Sebanyak 400 orang kru kabin terdampak aturan baru tersebut. “Manajemen melarang staf yang berusia di atas 40 tahun atau dengan ukuran tubuh di atas 48 (sistem Rusia) bertugas dalam rute internasional,” ujar Magurina.
Para kru kabin ini tak hanya diperintahkan bertugas di rute dalam negeri yang tak menarik seperti Siberia, tetapi mereka juga sering diminta bertugas malam hari. Artinya, Magurina dan para kru kabin lainnya tak mendapatkan tidur yang cukup sebelum bertugas.
Igor Deldyuzhov, presiden serikat pekerja yang mewakili para staf Aeroflot, mengatakan, dia banyak menerima keluhan terkait masalah ini.
Namun, para staf ini tak berani mengajukan gugatan ke pengadilan karena takut kehilangan pekerjaan yang menghidupi anak-anak mereka dan membayar semua tagihan.
Alhasil yang bisa dilakukan para pramugari ini adalah mati-matian menurunkan berat badan agar bisa bertugas di jalur internasional yang memberikan lebih banyak penghasilan.
“Para pramugari pingsan karena menahan lapar demi berusaha memenuhi kriteria baru ini,” kata Natalia salah seorang pramugari yang berusia 42 tahun.
Namun, setelah sukses menurunkan berat badan, maka penghalang berikutnya adalah usia. “Saya tetap tidak bisa terbang ke Amerika Serikat atau Republik Dominika karena sudah dianggap tua,” tambah Natalia.
Sejauh ini manajemen maskapai penerbangan Aeroflot belum memberikan komentar terkait masalah tersebut.