Lebih dari seminggu setelah Raytheon berjalan menjauh dari perjanjian kerja sama dengan Leonardo guna menawarkan T-100 (M-346) untuk Program T-X, pabrikan asal Italia itu mengatakan akan tetap bergerak maju untuk bersaing dalam pengadaan jet latih Angkatan Udara Amerika Serikat tersebut.
Anak perusahaan Leonardo yang berbasis di AS, Leonardo DRS, akan berfungsi sebagai kontraktor utama untuk mengajukan tawaran.
Dalam siaran persnya perusahaan itu mengatakan Leonardo secara resmi mengkonfirmasi keikutsertaannya dalam kompetisi T-X dengan sistem pelatihan terpadu T-100 milik mereka. Leonardo akan memanfaatkan perusahaan mereka di AS, Leonardo DRS, sebagai kontraktor utama, dengan membawa keahlian aeronautika dan simulasi terkemuka Leonardo untuk memberikan solusi yang terintegrasi dalam kepentingan terbaik dari Angkatan Udara.
T-100 akan menjadi program yang berbasis di AS yang disebut akan membawa manfaat ekonomi yang signifikan ke negara tersebut.
“Komitmen Leonardo untuk mengejar TX dibangun di atas pengalaman kami dalam pelatihan pilot militer dan daya saing sistem pelatihan terintegrasi T-100 kami yang dapat memenuhi kebutuhan Angkatan Udara AS saat ini dan masa depan,” kata Mauro Moretti, CEO dan General Manager Leonardo.
Bill Lynn, CEO dari Leonardo DRS, menambahkan bahwa perusahaannya siap untuk masuk ke tender yang sangat kompetitif ini. Dia mengatakan Leonardo telah matang dan memiliki teknologi maju yang juga akan memiliki dampak ekonomi yang signifikan di AS.