Angkatan Udara Arab Saudi atau Royal Saudi Air Force (RSAF) secara resmi telah menerima jet tempur Boeing F-15SA pertama pada 25 Januari 2017 lalu. Pesawat ini diklaim sebagai generasi paling canggih dari Eagle.
Pesawat ini dilengkapi dengan radar Active Electronically Scanned Array (AESA) APG-63V3, digital glass cockpit, JHMCS (Joint Helmet Mouted Cueing System), Digital Electronic Warfare System/Common Missile Warning System (DEWS/CMWS), dan IRST (Infra Red Search and Track) system.
Pesawat juga membawa persenjataan udara ke udara dan udara ke darat termasuk AIM-120C7 AMRAAM (Advanced Medium Range Air-to-Air Missile) dan rudal udara ke udara AIM-9X Sidewinder, AGM-84 SLAM-ER, AGM-88 HARM (High-speed Anti-Radiation Missile) dan GBU-39 SDB (Small Diameter Bombs) di 11 external hardpoints.
Pada tahun 2010, RSAF meminta persetujuan ke Amerika untuk pembelian 84 jet F-15SA baru dan paket upgrade untuk 68 F-15S dari total 152 Eagle yang dimiliki Arab Saudi. Kesepakatan ini ditandatangani pada 2011.
Pesawat F-15S yang sudah dibeli sebelumnya telah mengambil bagian dalam serangan udara di Yaman, sejak 26 Maret 2015. Sebuah F-15S Arab Saudi jatuh di Teluk Aden di hari pertama serangan dengan dua pilot selamat. Houthi dan sumber Iran menyatakan bahwa Eagle itu ditembak jatuh, pemerintah Saudi membantah laporan tersebut dan mengatakan pesawat jatuh karena masalah teknis.
F-15SA pertama tiba di King Khalid Air Base (KKAB) Arab Saudi melalui RAF Lakenheath, pada tanggal 13 Desember 2016, sehari setelah Israel menerima jet tempur generasi kelima F-35 pertama. Pesawat pertama ditugaskan ke 55 Sqn di KKAB.
Selain F-15SA, Arab Saudi juga membeli jet tempur Eurofighter Typhoon yang mampu melakukan beberapa misi, termasuk SEAD/DEAD (Suppression/Destruction of Enemy Air Defenses) dan Air Interdiction dengan amunisi presisi dipandu dari rudal jarak jauh.
Berikut sebuah video menarik dari F-15SA Arab Saudi.\: