Emirates airline harus mengubah daftar nama pilot dan pramugari yang melakukan penerbangan ke Amerika Serikat menyusul larangan perjalanan tiba-tiba AS terhadap tujuh negara mayoritas muslim. Pergantian pilot dan pramugari ini untuk menghindari masalah dengan aturan baru.
Emirates menjadi maskapai jarak jauh terbesar di dunia yang setiap hari terbang ke 11 kota di Amerika Serikat. “Penyesuaian yang diperlukan untuk crewing kami, guna mematuhi persyaratan terbaru,” kata seorang juru bicara Emirates Reuters melalui email Minggu 29 Januari 2017. Dia menambahkan penerbangan AS terus beroperasi untuk jadwal.
Presiden Donald Trump pada Jumat menangguhkan masuknya orang-orang dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman. Keputusan ini memunculkan masalah di dunia penerbangan.
“Saya tidak bisa memikirkan apa yang sebanding dengan ini. Hal ini membawa kebingungan administrasi, dampak dan ketidakpastian bagi banyak wisatawan serta sakit kepala dan kompleksitas operasional untuk penerbangan dalam merencanakan program penerbangan mereka,” kata konsultan penerbangan independen John Strickland kepada Reuters.
Larangan itu berlaku untuk pilot dan pramugari dari tujuh negara, meskipun semua awak pesawat yang bukan warga negara AS sudah membutuhkan visa khusus untuk memasuki negara
“Lufthansa selalu memastikan ia memiliki kru sangat beragam dari kebangsaan yang berbeda dan itu berarti bahwa kita untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade harus melihat dari mana orang-orang datang,” katanya kepada Reuters di bandara Frankfurt.
Seorang juru bicara Lufthansa mengatakan pada hari Minggu terlalu dini untuk mengomentari efek dari aturan ini, tetapi penerbangan dan penumpang memang diminta untuk mengikuti aturan baru.
Juru bicara lain Emirates mengatakan dampak dari larangan operasi akan minimal. Maskapai ini mempekerjakan lebih dari 23.000 pramugari dan sekitar 4.000 pilot dari seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Eropa dan Timur Tengah.
Sementara itu, juru bicara Etihad Airways dari Abu Dhabi mengatakan telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan tidak akan ada masalah penerbangan selama beberapa minggu mendatang.
Japan Airlines (JAL), Senin mengatakan telah memulai skrining penumpang dari negara-negara yang terkena larangan perjalanan Trump sebelum keberangkatan mereka ke Amerika Serikat.
Pejabat JAL akan menghubungi Bea Cukai dan Badan Perlindungan Perbatasan AS untuk mengkonfirmasi apakah penumpang akan diizinkan masuk atau tidak.