Raytheon dan Leonardo telah memutuskan mereka tidak lagi akan bersama-sama mengejar kompetisi program pesawat pelatih Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) atau yang dikenal sebagai T-X. Hal ini menjadikan pintu bagi Leonardo untuk ikut bersaing dalam program besar itu menjadi sulit karena tanpa kemitraan dengan kontraktor utama Amerika Serikat.
Raytheon dalam pernyataan singkat Rabu 25 Januari 2017 mengatakan “perusahaan tidak dapat mencapai kesepakatan bisnis dalam kepentingan terbaik dari Angkatan Udara Amerika Serikat.”
Pernyataan Leonardo, yang dikeluarkan tak lama setelah itu juga menegaskan gagalnya kesepakatan kedua pihak. Dengan hanya satu kalimat perusahaan ini menyatakan “Leonardo sedang mengevaluasi bagaimana untuk memanfaatkan kemampuan dan potensi dari T-100, demi kepentingan terbaik untuk Angkatan Udara Amerika Serikat . ”
Meskipun juru bicara Raytheon B.J. Boling menegaskan bahwa Raytheon tidak akan lagi ikut dalam penawaran pada program, perpecahan tidak mengesampingkan Leonardo untuk terus mengejar kompetisi T-X dengan pesawat T-100 mereka. Leonardo telah menjual M-346 yang menjadi dasar T-100 ke Italia, Israel, Polandia dan Singapura.
Sumber industry mengatakan kepada Defense News kedua pihak gagal menyepakati di mana pesawat ini akan diproduksi jika nantinya memenangkan kompetisi.
Leonardo awalnya bekerja sama dengan General Dynamics untuk menawarkan T-100, tapi General Dynamic mundur pada bulan Maret 2015 yang kemudian muncul Raytheon untuk bergabung pada bulan September tahun 2015. Perusahaan membuat pernyataan resmi kemitraan pada bulan Februari 2016.
Penarikan Raytheon dari kerja sama ini meninggalkan setidaknya empat peserta yang berpotensi untuk kompetisi T-X. Mereka adalah Lockheed Martin yang akan menawarkan T-50A, versi modifikasi dari pesawat latih Korea Aerospace Industries T-50 yang telah diterbangkan antara lain oleh Korea Selatan dan Indonesia.
Kemudian ada Boeing dan Northrop Grumman yang secara terpisah mengejar desain baru. Dan Sierra Nevada yang diam-diam bekerja sama dengan Turki Aerospace Industries untuk merancang “Freedom Trainer,” dan menjadi peserta terbaru yang masuk ke lapangan.
Program T-X memang menggiurkan karena Angkatan Udara Amerika berencana untuk membeli 350 pesawat dan mengharapkan untuk menentukan pilihan tahun ini.