Dua pesawat latih dan serang Strikemaster yang dulunya milik Angkatan Udara Selandia Baru (RNZAF) harus dilepas ke pembeli Amerika. Pemilik di Selandia baru tidak lagi sanggup membiayai karena tingginya biaya.
Dua Strikemaster ini akan dipamerkan di Sky Tauranga Kota Airshow akhir pekan ini. Ini adalah penampilan terakhir sebelum pesawat berpindah tangan ke Blue Air Training yang berbasis di Las Vegas.
Pesawat ini menjadi andalan Selandia baru dalam kekuatan serangan udara dari tahun 1970 sampai pertengahan 1980-an. Tapi kini tidak satupun pesawat ini yang tersisa di Selandia Baru.
“Kedua Strikemaster dan semua suku cadang pesawat udara telah dijual ke Blue Air Training berbasis di Las Vegas, Amerika Serikat,” kata mantan pemilik Brett Nicholls dalam postingnya di akun Facebook.
“Ini menyedihkan karena saya ingin memberitahu Anda bahwa kedua Strikemaster saya dan semua suku cadang telah dijual,” kata Brett.
“Keputusan untuk menjual tidak mudah namun, itu harus diakui bahwa lanskap untuk operasi Strikemaster telah berubah secara signifikan selama beberapa bulan terakhir yang memiliki potensi untuk secara drastis meningkatkan biaya pemeliharaan pesawat dan lamanya waktu pesawat di udara.”
Brett mengatakan akhir tahun lalu bahwa Blue Air Training telah membeli semua Strikemaster dan suku cadang dari Australia, yang menjadi sumber utama suku cadang.
Blue Air Training juga memiliki hubungan sangat dekat dengan perusahaan di Inggris yang memiliki persediaan suku cadang Strikemaster penting lainnya.
“Berkurangnya ketersediaan suku cadang berarti bahwa Strikemaster akan sulit mencapai standar CAA untuk penerbangan penumpang dan secara signifikan lebih mahal,” kata Brett.