Kemajuan teknologi pesawat jelas semakin canggih dari waktu ke waktu. Pesawat semakin cepat, dan mampu terbang lebih jauh. Tetapi kenapa ketika pesawat semakin canggih justru penerbangan yang ditempuh justru semakin lama?
Mari kita lihat data-data ini. Hari ini, penerbangan non-stop dari New York ke Houston, Texas, membutuhkan waktu sekitar empat jam. Pada tahun 1973, penerbangan yang sama hanya ditempuh dalam dua setengah jam.
Penerbangan London ke Edinburgh rata-rata, 10 menit lebih lama daripada penerbangan pada pertengahan tahun 1990an. Dari Madrid ke Barcelona memakan waktu hingga 20 menit lebih lama, sementara New York ke Chicago membutuhkan waktu dua jam 50 menit, sementara pada tahun 1996 hanya butuh waktu dua setengah jam.
Kenapa bisa begitu? Berikut adalah sejumlah alasan. Salah satunya adalah biaya bahan bakar. Menurut Business Insider, karena harga BBM naik dari US $0.70 per galon sempat menjadi lebih dari US$3, maskapai menyadari bahwa mereka bisa menyelamatkan jutaan pound per tahun dengan menerbangkan pesawat lebih lambat karena akan lebih sedikit menggunakan bahan bakar. Satu gallon bahan bakar jet pada akhir 2016 harganya mencapai US$ 1.59.
Misalnya, pada tahun 2008, Associated Press melaporkan bahwa maskapai Amerika JetBlue menghemat US$13.6 juta setahun dengan menambahkan dua menit di setiap penerbangan.
Pada tahun 2013, Telegraph melaporkan bahwa maskapai murah Ryanair meminta pilotnya untuk terbang lebih lambat guna menghemat bahan bakar dan menambahkan dua menit ke setiap jam penerbangan.
Pada tahun 2014, Reuters melaporkan bahwa konsumsi bahan bakar jet di AS, setelah mencapai puncak pada tahun 2005, turun lebih dari 15 persen dalam 10 tahun, setara dengan lebih dari200.000 barel per hari. Secara tradisional, kecepatan terbang biasanya 878km /jam sampai 925 km / jam.
Alasan lain yang menyebabkan penerbangan lebih lama adalah adanya praktik yang dikenal sebagai “schedule padding”.
Sebuah laporan oleh analis penerbangan OAG menunjukkan bagaimana penerbangan terjadwal dari sejumlah rute yang berbeda telah berkembang antara 1996 dan 2015.
Jim Paton, dosen senior di Departemen Transportasi Udara di Cranfield University, mengatakan kepada BBC: “Praktek buffering jadwal penerbangan adalah sesuatu yang sangat umum, yang hampir universal di Eropa dan di bagian lain dunia.”
Namun, penerbangan menyangkal praktek itu ada. John Grant, seorang analis senior di OAG, mengatakan itu lebih rumit.
“Ini tidak sesederhana yang dikatakan. Penerbangan telah meningkat banyak dan mengurangi risiko terlambat,” katanya.