Hampir 70.000 burung di New York dibunuh dalam upaya untuk membersihkan jalur agar lebih aman untuk pesawat. Program pembunuhan burung ini meningkat sejak terjadi kecelakaan 2009 ketika pesawat jet terpaksa mendarat di sungai Hudson setelah burung tersedot ke dalam mesin
Pada tanggal 15 Januari 2009, sebuah pesawat penerbangan 1549 US Airways lepas landas dari LaGuardia dan menabrak kawanan angsa Kanada. Dua mesin mati. Pilot Sullenberger mengarahkan jet yang mesinnya mati di atas sungai Hudson dan mendarat dengan aman. Semua 155 orang di dalamnya selamat.
Sementara Sullenberger menjadi pahlawan nasional, angsa menjadi sasaran di sekitar LaGuardia, JFK dan Newark oleh pejabat satwa liar dengan senapan. Dalam beberapa kasus, burung dikumpulkan di perangkap dan dibunuh.
Data Port Authority pembantaian burung di sekitar bandara daerah New York City utama antara 2009 dan Oktober tahun lalu mencapai ribuan burung termasuk yang lebih kecil.
Dari 70.000 burung terbunuh selama waktu itu, yang paling umum tewas adalah burung camar, dengan 28.000 mati, diikuti sekitar 16.800 jalak Eropa, hampir 6.000 cowbirds kepala coklat dan sekitar 4.500 merpati. Angsa Kanada jumlahnya lebih sedikit yakni 1.830 ekor yang mati.
Pesawat menghantam burung di atas New York setiap hari, namun insiden yang mengakibatkan kerusakan pesawat sebenarnya relatif jarang dan biasanya melibatkan spesies yang lebih besar.
Menurut data Administrasi Penerbangan Federal yang dikutip The Guardian Sabtu 14 Januari 2017, dari 249 burung yang merusak pesawat terbang dari tahun 2004 hingga April tahun lalu, 54 adalah burung camar, 12 ospreys, 11 adalah kormoran dua jambul dan 30 angsa.
Hampir 35.000 jalak Eropa tewas di tiga bandara New York selama jangka waktu tersebut, tapi hanya satu yang terlibat dalam serangan yang merusak pesawat terbang. Ketika seekor Jalak, yang mungkin memiliki berat kurang dari 3 oz, menabrak penerbangan JetBlue saat henak mendarat di JFK pada tanggal 10 September 2008, hingga menabrak lampu taksi. FAA mencatat 138 kasus lain dari jalak Eropa menabrak pesawat tanpa membahayakan pesawat.
Jalak, meski kecil, masih bisa berbahaya. Sebuah kawanan burung ini disalahkan untuk salah satu serangan burung paling mematikan dalam sejarah, yang mengakibatkan kecelakaan di Boston 1960 yang menewaskan 62 orang.
Para pejabat yang terlibat dalam program pembunuhan burung mengatakan mereka percaya bahwa mereka telah membuat penerbangan lebih aman.
“Kami melakukan yang terbaik untuk mengurangi risiko sebanyak mungkin,” kata Laura Francoeur, kepala ahli biologi satwa liar di Port Authority of New York dan New Jersey, yang mengawasi bandara. “Tetapi masih banyak kemungkinan tabrakan.”
Sementara itu sejumlah pihak menilai harus ada solusi lain dengan tidak mengorbankan burung. “Harus ada solusi jangka panjang agar tidak membunuh burung secara besar-besaran tetapi juga membuat kita aman di langit,” kata Jeffrey Kramer, dari kelompok GooseWatch NYC.
Francoeur mencatat bahwa kontrol mematikan hanya salah satu cara di mana petugas bandara mencoba untuk menjaga burung keluar dari radius lima mil di sekitar landasan pacu bandara.
Petugas juga menggunakan kembang api dan laser untuk membubarkan kelompok burung dan bahkan mengubah habitat sekitarnya bandara dengan menanam rumput dan pohon atau memperkenalkan serangga tertentu untuk mencegah bersarang.
Baca juga: