PT Dirgantara Indonesia telah menyerahkan pesawat CN235-220M Multi Purpose Aircraft (MPA) kedua yang dipesan Senegal. Ini menjadi pesawat yang ke-62 yang dibangun PT DI dan ke-35 yang diekspor ke luar negeri.
Senegal sebelumnya telah mengoperasikan satu CN235-220 untuk digunakan di beragam misi, mulai dari angkutan VVIP hingga misi evakuasi medis.
Sebelumnya, di akhir November lalu, PT DI juga berhasil menyelesaikan pesawat CN235 pesanan Royal Thai Police. Bahkan, Presiden Republik Guinea, Alpha Conde menyampaikan minatnya terhadap pesawat buatan anak bangsa Indonesia tersebut.
“Momen ini adalah bukti pengakuan dunia terhadap kualitas produk pesawat terbang buatan industri dalam negeri sekaligus menjadi kebangkitan industri kedirgantaraan Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat penyerahan pesawat itu di Bandung Selasa 27 Desember 2016.
Beberapa keunggulan pesawat berkapasitas 49 penumpang tersebut antara lain mampu lepas landas dengan jarak yang pendek dan kondisi landasan belum beraspal.
Pesawat CN 235-220M juga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti pesawat angkut penerjun, evakuasi medis, pesawat sipil maupun pesawat VIP dan VVIP.
Selanjutnya, memiliki ramp door yang mampu membawa kargo atau kendaraan di dalamnya, dilengkapi dengan sistem avionik terbaru modern dan Full Glass Cockpit dan terdapat multihop Capability Fuel Tank.
Pesawat ini juga memiliki teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya, serta harganya yang kompetitif dengan biaya perawatan yang murah.
Menurut Airlangga, industri pesawat terbang dalam negeri, termasuk PT DI, harus mampu menjadi ‘lead integrator’ bagi tumbuh kembangnya ekosistem industri kedirgantaraan nasional, salah satunya adalah industri komponen pesawat terbang.
“Upaya tersebut diharapkan memberikan multiplier effect dalam penciptaan lapangan kerja yang bernilai tambah tinggi, membangun ‘supply-chain’ industri angkutan udara nasional, peningkatan penerimaan pajak, mempercepat pembangunan infrastruktur kedirgantaraan Indonesia yang bersinergi dengan visi pemerintah membangun tol laut,” paparnya.
Apalagi, Indonesia sebagai negara maritim, membuat peranan transportasi udara sangat vital sebagai bagian dari sistem transportasi nasional. “Pertumbuhan angkutan udara di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia, mencapai 17 persen per tahun dibandingkan pertumbuhan angkutan udara dunia yang hanya sekitar 5,5 persen per tahun,” ungkap Airlangga.
Tingginya kebutuhan angkutan udara tersebut, ujar Airlangga, seharusnya dapat dimanfaatkan dan diisi oleh kemampuan industri dalam negeri, khususnya untuk membangun kemandirian teknologi industri pesawat terbang nasional.
Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan, perusahaan telah memproduksi sebanyak 62 unit pesawat terbang CN235 untuk kebutuhan pasar dalam dan luar negeri. “Yang diekspor sudah 35 unit kepada pemesannya, antara lain Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab, Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand dan Brunei Darussalam,” katanya menyebutkan.
Sedangkan pelanggan dalam negeri, di antaranya TNI AU, TNI AL dan Merpati Nusantara Airlines. “Pesawat terbang CN235-220M MPA ini adalah bukti kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai teknologi tinggi,” katanya sebagaimana dilansir Antara.